TANGSEL, RADAR24NEWS –Puluhan korban kebakaran Asrama Polisi Serpong mulai meninggalkan lokasi pengungsian di aula Kecamatan Serpong. Mereka lebih memilih tinggal sementara di musala sekitar bekas rumahnya maupun menumpang di rumah keluarga, ketimbang berjauhan dari rumahnya yang hangus terbakar.
“Sudah pindah Ke musala Aspol (Asrama Polisi), sementara sebagian ke keluarganya masing-masing,” ujar Kapolsek Serpong, Komisaris Suhardono, Sabtu (6/9/2025).
Dekat dengan Rumah yang Hangus
Meski hanya tersisa puing dan arang, warga korban kebakaran tetap ingin berada dekat dengan rumahnya. Mereka merasa lebih tenang menjaga sisa barang yang mungkin masih bisa diselamatkan.
“Mereka hanya sebentar berada di lokasi pengungsian aula kecamatan. Selebihnya kembali ke asrama karena masih ada yang bisa dikumpulkan dari puing,” jelas Suhardono.
Pendampingan Psikologis
Polri mendatangkan tim psikologi untuk memberikan pendampingan bagi para korban. Kehadiran tim ini diharapkan bisa membantu warga menghadapi trauma akibat insiden yang meludeskan 20 rumah di Asrama Polisi Serpong pada Rabu (3/9/2025).
“Ada pendampingan supaya warga tidak terlalu larut dalam trauma,” kata Suhardono.
Baca Juga: Warga Panik, 16 Rumah di Asrama Polsek Serpong Ludes Terbakar
Kronologis Kebakaran Cepat Menyebar
Sebelumnya, Kapolres Tangsel, AKBP Victor Daniel Henry Inkiriwang, menjelaskan bahwa api diduga berasal dari salah satu rumah kosong di asrama. Dalam hitungan menit, kobaran api cepat merembet ke bangunan lain hingga menghanguskan puluhan rumah.
“Kurang lebih jam 2 siang api muncul dari salah satu rumah anggota kami. Tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materi dan trauma bagi warga,” tegas Victor.
Harapan Korban Kebakaran
Salah satu korban, Siti (38), mengaku tidak betah terlalu lama di pengungsian. Baginya, musala yang berada di sekitar asrama terasa lebih dekat dengan ‘rumahnya’.
“Walaupun sudah terbakar, tetap saja di situ ada kenangan. Kami enggak bisa tinggal jauh, takut juga kalau ada barang berharga yang masih bisa dicari hilang,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Kini, Siti hanya bisa berharap ada bantuan dan langkah cepat dari pemerintah. Beberapa dari mereka berharap mendapat hunian sementara yang lebih layak.
“Kami ingin segera ada bantuan, entah tempat tinggal sementara atau apapun yang bisa membuat anak-anak lebih nyaman,” harapnya.
Editor: Imron Rosadi