TANGSEL, RADAR24NEWS–Suasana mencekam terjadi di kawasan Asrama Polsek Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), ketika api tiba-tiba melahap belasan rumah, Rabu (3/9/2025) sekitar pukul 14.00 WB . Warga panik, berhamburan menyelamatkan diri, sementara kobaran api membesar dan sulit dikendalikan.
Kebakaran yang diduga dipicu korsleting listrik ini menghanguskan sedikitnya 16 rumah di kompleks asrama tersebut. Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus kebakaran Tangsel yang kerap menimpa kawasan padat permukiman.
Kronologi Kebakaran Asrama Polsek Serpong
Menurut keterangan saksi mata, api pertama kali muncul dari salah satu rumah di blok tengah. Dalam hitungan menit, api menjalar cepat karena bangunan mayoritas berbahan mudag terbakar
“Awalnya kecil, tapi langsung membesar. Orang-orang teriak minta tolong. Kami panik, langsung keluar rumah bawa anak-anak,” ujar Andi Kurniawan (27), salah satu warga sekitar asrama dengan wajah masih pucat.
Warga Kehilangan Tempat Tinggal
Bagi penghuni asrama, peristiwa ini bukan sekadar kehilangan rumah, tapi juga memori kehidupan. Banyak barang berharga, dokumen, hingga seragam dinas ikut terbakar.
“Yang penting nyawa selamat, tapi rumah habis semua. Kami bingung mau tinggal di mana malam ini,” ujar salah seorang penghuni asrama yang tidak mau dituliskan namanya.
Damkar Kota Tangsel Masih Melakukan Pendinginan
Sementara itu, Komandan Pleton Damkar Kota Tangsel, Imam mengatakan, pihaknya mengerahkan enam unit mobil pemadam ke lokasi. Namun karena api sudah membesar ketika datang ke lokasi sempat menyulitkan proses pemadaman. Api baru bisa dijinakkan setelah lebih dari dua jam.
“Api sudah berhasil dipadamkan, tapi kami masih melakukan pendinginan untuk mencegah api kembali menyala,” ujar Imam.
Kebakaran yang melanda Asrama Polsek Serpong hingga meninggalkan luka mendalam bagi para korban. Meski tidak ada korban jiwa, trauma dan kehilangan tempat tinggal menjadi tantangan baru yang harus mereka hadapi. Peristiwa ini juga menjadi alarm bagi warga Tangsel tentang pentingnya mitigasi bencana kebakaran di kawasan permukiman padat.
Editor: Imron Rosadi