KAB. TANGERANG, RADAR24NEWS—Drama seputar PT Genesis Regeneration Smelting di Cikande, Kabupaten Serang, makin panas. Setelah sebelumnya disanksi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) atas dugaan pelanggaran pengelolaan limbah B3, perusahaan ini ternyata nekat tetap beroperasi meski jelas-jelas diminta stop sementara.
Yang bikin makin heboh, sidak KLH ke pabrik itu pada Kamis (21/8/2025) malah berujung insiden kekerasan terhadap sejumlah wartawan yang sedang meliput.
Rosa: PT Genesis Regeneration Smelting abaikan sanksi KLH
Sekretaris Utama KLH/BPLH Rosa Vivien tegas menyebut, PT Genesis Regeneration Smelting abaikan sanksi KLH.
“Kondisi tersebut mencerminkan rendahnya kesungguhan perusahaan terhadap kepatuhan hukum dan pengelolaan lingkungan yang wajib ditegakkan,” ujarnya usai sidak.
Menurut Rosa, status hukum perusahaan itu masih berjalan. Karena itu, seharusnya pihak pabrik patuh pada aturan dan menghentikan aktivitas produksi hingga ada keputusan final.
Wartawan Jadi Korban Kekerasan
Bukannya adem, sidak malah bikin suasana panas. Sejumlah wartawan dan bahkan anggota tim humas KLH jadi korban pemukulan oleh oknum keamanan perusahaan.
Insiden bermula setelah jurnalis selesai melakukan doorstop dengan Deputi Gakkum KLH/BPLH Irjen Pol. Rizal Irawan. Tiba-tiba, mereka dipanggil pihak keamanan perusahaan dan terjadilah tindakan kekerasan.
Rosa menilai peristiwa ini bukan sekadar soal keamanan individu, tapi juga memperlihatkan minimnya kesadaran perusahaan terhadap prinsip tata kelola lingkungan yang bertanggung jawab.
“Apalagi ini mencederai kebebasan pers, yang jelas merupakan pilar demokrasi. Intimidasi terhadap wartawan tidak bisa ditoleransi,” tegasnya.
Baca Juga: Ini Video Viral! Wartawan Dipukul di PT Genesis Regeneration Smelting Serang
KLH Janji Tindak Tegas
KLH memastikan akan koordinasi dengan aparat penegak hukum supaya proses ini jalan sesuai aturan. Selain itu, korban dari insiden kekerasan juga akan diberi pendampingan hukum.
“Kami berharap semua pihak menahan diri, menghormati proses hukum, dan memastikan insiden ini tidak terulang lagi,” tambah Rosa.
Editor: Imron Rosadi
 
			 
                                






































 
					




