BANTEN, RADAR24NEWS – DPRD Provinsi Banten resmi menghapus anggaran sosper DPRD Banten senilai Rp67 miliar di Perubahan APBD 2025. Anggaran ini dialihkan untuk program yang langsung menyentuh masyarakat, termasuk sekolah gratis, rumah layak huni, dan program pertanian.
Anggaran Dialihkan ke Program Prioritas Masyarakat
Ketua DPRD Banten, Fahmi Hakim, menjelaskan bahwa penghapusan sosper bukan sekadar pemangkasan.
“Kami alokasikan anggaran Rp67 miliar itu untuk kegiatan kemasyarakatan. Sosper ditiadakan sama sekali dan uangnya dialihkan buat kepentingan masyarakat,” ujar Fahmi, Kamis (4/9/2025).
Baca Juga: Satgas Tambang Ilegal Jadi Atensi DPRD Banten, 68 Perusahaan di Lebak Bakal Dipanggil
Alokasi baru dari penghapusan anggaran sosper DPRD Banten antara lain:
- Sekolah gratis: Rp22,5 miliar
- Relokasi sempadan Sungai Cibanten: Rp2,9 miliar
- Penambahan DAK non fisik dan rumah layak huni: Rp5,9 miliar
- Program penanaman jagung & kelapa: Rp4,3 miliar
- Tambahan rumah tidak layak huni: Rp5,1 miliar
Fokus DPRD Banten ke Kepentingan Publik
DPRD Provinsi Banten menegaskan, penghapusan anggaran sosper DPRD Banten bertujuan agar dana publik benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Program ini juga menunjukkan komitmen DPRD untuk menyesuaikan kebijakan, dengan kebutuhan riil warga Banten,” tutup Fahmi.
Baca Juga: Marak Tambang Galian C Ilegal di Lebak, Gubernur Banten Janji Bentuk Satgas Penertiban
Dampak Kebijakan Menurut Mahasiswa & Aktivis Pemuda
Penghapusan anggaran sosper DPRD Banten mendapat sorotan dari mahasiswa dan aktivis.
Raka Pratama, mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, menilai sangat postif.
“Langkah ini positif karena anggaran lebih tepat sasaran. Sekolah gratis dan rumah layak huni jelas lebih bermanfaat dibanding sosper yang jarang tersentuh masyarakat,” katanya.
Sementara itu, aktivis pemuda asal Kabupaten Lebak Nadia Aulia memberi catatan terkait hal ini.
“Meski penghapusan sosper bisa dialihkan untuk program lain, DPRD harus tetap memastikan transparansi penggunaan anggaran. Jangan sampai dana Rp67 miliar habis tapi manfaatnya tidak maksimal,” ujarnya.
Editor: Imron Rosadi