KABUPATEN SERANG, RADAR24NEWS.COM-Aplikasi kencan OMI ternyata nggak selalu berujung romantis. Seorang perempuan asal Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, berinisial N (34), harus menelan pil pahit usai motornya raib dibawa kabur oleh pria yang baru dikenalnya sehari lewat aplikasi tersebut.
Kronologis
Peristiwa ini terjadi setelah N janjian ketemu dengan pelaku di kawasan tambak, Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin, pada Minggu(8/6/2025) malam. Saat itu, korban sekalian mengantar makanan dan memutuskan bertemu si cowok yang mengaku bernama “Rendy”.
“Aku pikir sekalian aja, kan mau ngantar makanan juga. Kami janjian di daerah tambak,” ujar N saat melapor ke Polsek Cikande kemarin, ditulis Selasa (10/6/2025).
Baca Juga: Viral! Begal Bokong Teror Wanita Muda di Pondok Aren Tangsel
Tapi alih-alih cinta lokasi, yang N dapat justru kenyataan tragis. Motor Honda Scoopy miliknya raib usai ia meninggalkan pelaku sejenak untuk salat Maghrib. Saat kembali ke lokasi, pria yang juga menggunakan nama “Andy Rasya” di WhatsApp itu menghilang tanpa jejak.
“Baru juga hari pertama ketemu, udah digasak motorku. Pas balik dari salat, motor sama orangnya udah hilang,” keluh N dengan nada kecewa.
Pesan untuk Netizen
N mengaku menyesal dan berharap motornya segera ditemukan. Ia juga mengingatkan perempuan lain agar lebih berhati-hati dalam menggunakan aplikasi perjodohan online.
“Ini akan menjadi pelajaran buat saya dan masyarakat. Intinya, Jangan gampang percaya kepada seseorang yang baru dikenal di media sosial. Apalagi kalau diajak ketemuan di tempat sepi,” tegas N.
Aksi Penipuan Terorganisir?
Kapolsek Cikande AKP Tatang menyatakan bahwa laporan korban sedang dalam tahap penyelidikan. CCTV dan bukti komunikasi korban dengan pelaku sedang dianalisis.
“Kami masih mendalami kasus ini. Pelaku diduga sengaja menjebak korban dengan modus kencan online,” ujarnya.
Kasus ini menambah daftar panjang penipuan bermodus kencan online di wilayah Banten. Terutama bagi warga Pamarayan dan sekitarnya, waspadalah jika menggunakan aplikasi seperti OMI. Hati-hati, jangan sampai cinta berubah jadi bencana!
Editor: Imron Rosadi












































