KOTA TANGERANG, RADAR24NEWS.COM-Setelah udara di Kota Tangerang makin terasa seperti asap bakaran sate, akhirnya Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang mengeluarkan Surat Edaran Pemkot Tangerang Nomor 29 Tahun 2025 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Isinya, bukan sekadar angin lalu, tapi ajakan serius agar kita semua – dari ojol sampai konglomerat – bantu nyelametin napas bersama.
Surat edaran ini lahir karena polusi makin ganas. Kombinasi maut antara asap knalpot, pembakaran sampah, cuaca panas, dan kendaraan “berjiwa tua” bikin kualitas udara Kota Tangerang terjun bebas, hampir nyusul harga cabai rawit.
Isi Surat Edaran: Bukan Bikin Bingung, Tapi Bikin Lega (Kalau Dilakuin)
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang, Wawan Fauzi, isi SE ini bukan sekadar formalitas biar kelihatan kerja.
“Jadi perlu kita sadari bahwa udara bersih itu hak semua warga. Tapi ya… semua juga kudu usaha bareng. Mulai dari gak bakar sampah sampai rajin uji emisi kendaraan,” ujarnya, serius tapi tetap ramah, Kamis (19/6/2025).
Isi penting dalam SE Pemkot Tangerang antara lain:
- Tidak melakukan pembakaran sampah (apalagi pas sore, biar tetangga bisa napas)
- Kelola sampah dengan bijak, bukan cuma lempar di grup RT
- Larangan penggunaan bahan bakar fosil yang ugal-ugalan tanpa kendali emisi
- Ajak kendaraan untuk check-up rutin alias uji emisi, bukan cuma ganti oli
- Gunakan transportasi umum – ingat, Bus Tayo bukan cuma buat anak TK
- Tanam pohon penyerap polutan seperti pucuk merah dan tabebuia, bukan cuma nanem niat
- Pengawasan bersama warga, biar gak cuma jadi pengamat dari balkon
Suara Warga: Dari Lelah Menghirup Asap, Kini Dapat Harapan
Titin Suryani (35), ibu dua anak yang tinggal di Karang Tengah, mengaku sudah lelah tiap pagi harus nyalain diffuser essential oil demi “ngakalin” bau asap dari tetangga yang hobi bakar sampah.
“Kalau SE ini beneran ditegakkan, saya seneng banget. Nggak perlu lagi tiap pagi ngebayangin tinggal di tengah kebakaran lahan,” ujarnya sambil tertawa getir.
Lain halnya dengan Dodi (41), pengemudi ojek online yang sehari bisa muter lebih dari 100 kilometer di dalam kota.
“Uji emisi sih bagus, tapi tolong juga benerin jalanan biar gak makin ngebul. Tapi ya, daripada napas bau solar tiap hari, SE ini mending dijalanin deh,” kata Dodi, sambil menunjukkan masker yang udah berubah warna.
Napas Bersih Bukan Lagi Mimpi, Tapi PR Bersama
Surat Edaran Pemkot Tangerang ini juga sejalan dengan target pengurangan emisi nasional dan upaya menjaga lingkungan perkotaan yang lebih layak huni.
Meskipun belum setara dengan revolusi industri ramah lingkungan, setidaknya ini langkah konkret. Bukan sekadar status media sosial bertagar #SaveBumi tapi tetap nyalain motor di warung sebelah.
Editor: Imron Rosadi