LEBAK, RADAR24NEWS.COM– Jumlah penderita kusta di Kabupaten Lebak, Banten, mengalami peningkatan dalam setahun terakhir. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, hingga akhir 2024 tercatat 52 kasus, naik 10 kasus dibandingkan tahun 2023 yang hanya berjumlah 42 penderita.
Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Lebak, Budhi Mulyanto, menyebutkan bahwa dari total kasus tersebut, 45 dialami oleh orang dewasa dan 5 lainnya menyerang anak-anak.
“Dua di antaranya mengalami kecacatan akibat penyakit ini,” ungkap Budhi saat ditemui wartawan, Sabtu (1/2/2025).
Meskipun tidak merinci jumlah kasus per kecamatan, Budhi mengungkapkan bahwa kasus kusta terbanyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Rangkasbitung, Mekarsari, dan Curug Bitung. Ia berharap angka penderita tidak terus meningkat di tahun 2025.
“Kami berharap tahun ini jumlah kasus tidak bertambah,” ujarnya.
Baca juga: Bulog Pastikan Stok Beras di Lebak-Pandeglang Aman Hingga Lebaran 2025
Gejala dan Penanganan Kusta

Lebih lanjut, Budhi menjelaskan bahwa kusta memiliki dua jenis gejala utama. Pertama, Pausibasiler (PB), yaitu gejala ringan yang biasanya hanya ditandai dengan bercak pucat di kulit tanpa gangguan saraf. Kedua, Multibasiler (MB), yang ditandai dengan lesi yang lebih banyak dan jelas di kulit serta berpotensi menyerang saraf.
“Penderita dengan gejala ringan masih bisa menjalani pengobatan di puskesmas terdekat. Namun, jika infeksi sudah menyebabkan komplikasi ke saraf atau organ lain, pasien perlu dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut,” jelasnya.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Untuk menekan angka penularan kusta, Dinkes Lebak bersama puskesmas setempat telah menjalankan program Kemoprofilaksis, yaitu pemberian obat pencegahan kepada orang-orang yang memiliki kontak erat dengan penderita kusta.
“Obat Rifampisin dengan dosis tunggal diberikan kepada kontak penderita yang memenuhi kriteria tertentu. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko penularan,” tambah Budhi.
Menurutnya, kelompok yang memiliki kontak langsung dengan penderita kusta sangat rentan tertular. Oleh karena itu, deteksi dini dan pencegahan harus dilakukan secara maksimal.
“Strategi ini merupakan salah satu cara utama dalam pengendalian dan pencegahan penyakit kusta,” tegasnya.
Edukasi Pola Hidup Sehat
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinkes Lebak, Firman, menambahkan bahwa pihaknya terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan utama.
“Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri, jadi kebersihan diri dan lingkungan harus dijaga. Kami terus melakukan sosialisasi di seluruh fasilitas kesehatan yang tersebar di 28 kecamatan agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pola hidup sehat,” jelas Firman.
Menurutnya, menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan gaya hidup sehat, serta memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala adalah langkah terbaik dalam mencegah penyebaran penyakit ini.
“Kami akan terus mengedukasi masyarakat agar angka kasus kusta bisa ditekan dan tidak semakin meningkat di tahun-tahun mendatang,” tutupnya. (asep/imron)