PANDEGLANG,RADAR24NEWS-Kematian ratusan ayam mati mendadak di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang terungkap. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang menyebutkan, penyebab kematian ayam tersebut akibat terinfeksi penyakit Avian Influenza atau flu burung.
Kepala DPKP Kabupaten Pandeglang, M Nasir mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan pengujian terhadap ayam yang mati tersebut. Hasilnya ratusan ayam tersebut terinfeksi flu burung.
“Kami sudah menerima hasil pengujian sampel darah dari Laboratorium Dinas Pertanian Provinsi Banten, ratusan ayam yang mati mendadak terinfeksi flu burung,” ungkap pria yang akrab dipanggil Nasir ini kepada wartawan, Minggu (27/1/2025).
Baca juga: Fenomena Ayam Mati Mendadak Gegerkan Warga Cigeulis Pandeglang
Untuk mengantisipasi penyebaran flu burung semaking meluas, DPKP Kabupaten Pandeglang langsung menurunkan tim untuk melakukan penyemprotan disinfektan. Selain itu, tim DPKP juga melakukan imbauan kepada masayarakt agar membakar bangkai ayam yang terpapar flu burung tersebut.
“Untuk memutus mata rantai penyebaran, kami sudah menurunkan tim. Tujuannya untuk memberikan edukasi membakar bangkai ayam yang terpapar Flu buru, juga melakukan disinfektan,” terangnya.
Nasir mengaku, pihaknya sudah memeberikan perintah kepada tim Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan), untuk terus mematau perkembangan kasus flu burung di Kecamatan Cigeulis tersebut. Berdsarakan perkembangan di lapangan, penyebaran kasus flu burung tidak meluas.
“Kami baru saja mendapatkan laporan, bahwa kasus flu burung hanya terjadi di Kecamatan Cigeulis. Semoga tidak meluas ke kecamatan lainnya, makanya kita meminta tim Puskeswan untuk terus memantaunya,” tutup Nasir.
Kematian Ratusan Ayam di Cigeulis pandeglang Gegerkan Warga
Diberitakan sebelumhya, warga Kecamatan Cigeulis, Kanupaten Pandeglang dibuat geger dengan kematian ratusan ayam secara mendadak. Peristiwa tersebut langsung dilaporkan warga ke Puskeswan Pembantu Cibaliung.
Binarta, dokter hewan dari Puskesman Pembantu Cibaliung menyebutkan, sebanyak 300 ekor ayam mati mendadak di tiga desa, yakni Desa Tarumanegara, Ciseureuheun, dan Karangbolong.
“Kami sudah mengambil sampel darah pada ayam yang mati mendadak, untuk dibawa ke Lobaratorium. Kami masih menunggu hasilnya,” tuturnya. (agus/imron)