SERANG, RADAR24NEWS.COM – Siswa kelas 9D, 9E, dan 9F di SMP Negeri 2 Cikeusal, Kabupaten Serang, terpaksa belajar di ruang aula dan laboratorium setelah atap ruang kelas mereka ambruk. Insiden ini terjadi pada 18 Januari 2025, mengungkap fakta memilukan bahwa bangunan sekolah tersebut tidak pernah mengalami perbaikan selama puluhan tahun.
Wakil Kepala SMPN 2 Cikeusal, Juriyah, mengungkapkan bahwa selama 20 tahun dirinya mengajar di sekolah itu, belum pernah ada renovasi yang dilakukan. Kondisi bangunan yang sudah rapuh akhirnya menyebabkan atap di tiga ruang kelas tersebut roboh.
“Selama 20 tahun saya mengajar di sini, tidak pernah ada renovasi. Bangunan menjadi rapuh dan akhirnya ambruk,” ujar Juriyah kepada wartawan, Selasa (28/1/2025).
Beruntung, kejadian ini tidak memakan korban karena terjadi di luar jam belajar. Namun, dampaknya cukup signifikan, karena ruang kelas yang ambruk kini tidak bisa digunakan lagi untuk kegiatan belajar-mengajar. Para siswa dipindahkan ke aula dan laboratorium sekolah.
“Meskipun ada kendala, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan memanfaatkan ruang aula dan laboratorium,” katanya.
Sebelum dan setelah kejadian ini, pihak sekolah telah melaporkan kondisi bangunan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang. Sayangnya, hingga saat ini belum ada alokasi anggaran yang tersedia untuk renovasi ruang kelas tersebut.
“Kami sudah mengajukan permohonan perbaikan, tetapi informasinya anggarannya belum tersedia. Semoga segera ada dana agar renovasi bisa dilakukan,” harap Juriyah.
Siswa Tidak Nyaman Belajar di Aula

Salah seorang siswa kelas 9D, Rina (14), mengaku merasa khawatir belajar di ruangan lain yang kondisinya juga sudah terlihat rapuh. Menurutnya, suara-suara retakan sering terdengar saat ia masih belajar di ruang kelas sebelumnya.
“Sebenarnya waktu itu saya sering dengar bunyi retakan dari atap kelas. Takut juga kalau sampai roboh saat sedang belajar. Syukurnya kami sudah dipindahkan ke aula, tapi aula juga terlalu penuh karena harus berbagi dengan kelas lain,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan oleh Adi (15), siswa kelas 9E. Ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan agar ruang kelas mereka dapat diperbaiki.
“Kami ingin bisa belajar di kelas lagi seperti dulu. Belajar di aula itu tidak nyaman, apalagi kalau ada acara lain yang pakai aula, kami jadi harus pindah-pindah,” kata Adi. (agus/imron)