PANDEGLANG, RADAR24NEWS.COM-Suasana Sungai Ciliman di Kabupaten Pandeglang yang biasanya tenang, mendadak berubah menjadi lokasi pencarian yang penuh ketegangan. Seorang pemuda asal Brebes, Jawa Tengah, bernama Andri (21), dilaporkan tenggelam saat mandi bersama teman-temannya, Sabtu (10/5/2025) siang.
Kronologis Kejadian
Andri bukan sedang rekreasi. Bersama lima rekannya, ia datang ke Sungai Ciliman untuk membersihkan kapal. Aktivitas rutin itu berubah menjadi tragedi ketika mereka memutuskan mandi setelah pekerjaan selesai. Pada lompatan pertama, Andri berhasil naik kembali ke kapal. Namun pada lompatan kedua, ia tak pernah muncul lagi ke permukaan.
“Dia melompat dua kali. Yang kedua kali itu… dia enggak kelihatan lagi,” ucap Herman, salah satu teman korban dengan mata sembab.
Sontak, teman-teman Andri panik dan berupaya mencari keberadaan rekannya. Namun derasnya arus sungai dan air yang keruh membuat pencarian awal tak membuahkan hasil. Mereka akhirnya menghubungi petugas SAR untuk meminta bantuan.
Korban Ditemukan Tewas
Tim Basarnas Banten, dibantu relawan dan warga sekitar, langsung bergerak melakukan pencarian. Upaya penyisiran dilakukan di air dan sepanjang daratan sekitar lokasi hilangnya Andri. Harapan keluarga dan warga terus bergantung pada kabar dari sungai yang mengalir tenang namun menyimpan potensi bahaya.
Hari berikutnya, Minggu (11/5/2025) pukul 15.45 WIB, pencarian yang penuh harap dan cemas itu berakhir dengan duka. Jasad Andri ditemukan dalam kondisi tak bernyawa sekitar 10 meter dari titik awal ia melompat ke sungai.
“Korban ditemukan meninggal dunia. Saat ini telah dievakuasi ke Puskesmas Panimbang,” kata Rizky Dwianto, Kepala Subseksi Operasi dan Siaga Basarnas Banten.
Baca Juga: Warga Desa Cadasari Pandeglang Gotong Royong Perbaiki Jalan Rusak
Rizky menyampaikan belasungkawa dan mengingatkan masyarakat agar selalu berhati-hati dalam beraktivitas di perairan.
“Keselamatan itu nomor satu. Sungai bisa terlihat tenang, tapi risikonya besar,” ujar Rizky.
Kejadian ini menjadi pengingat pahit bagi masyarakat, terutama di kawasan yang berdekatan dengan Sungai Ciliman. Sungai ini bukan kali pertama memakan korban. Kedalaman yang tak merata, arus yang bisa berubah sewaktu-waktu, dan kurangnya tanda peringatan membuatnya berbahaya bagi yang tak waspada.
Kini, keluarga Andri harus menghadapi kenyataan pahit. Di mata mereka, Sungai Ciliman bukan lagi sekadar aliran air. Ia menjadi saksi bisu hilangnya seorang anak, sahabat, dan pekerja muda yang sedang meniti hidup.
Sungai Ciliman, yang membelah kawasan Pandeglang, menyimpan kisah sedih seorang pemuda yang tak sempat pulang ke kampung halamannya di Brebes.
Editor: Imron Rosadi






































