PANDEGLANG, RADAR24NEWS.COM-Suasana Gedung DPRD Pandeglang berubah menjadi lautan protes pada Kamis (8/5/2025) siang. Ratusan warga Kecamatan Cibaliung yang didampingi mahasiswa turun ke jalan menyuarakan ketidakadilan atas konflik agraria dengan Perhutani yang telah berlangsung lebih dari empat dekade.
Massa datang dari berbagai desa yang terdampak: Cibingbin, Mahendra, Mendung, dan Cihanjuang, menuntut kejelasan atas penguasaan lahan 5.000 hektare yang diklaim sepihak oleh Perhutani sejak era Orde Baru.
Titik kumpul massa berada di depan Grha Pancasila sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka kemudian berjalan kaki menuju Gedung DPRD Pandeglang dengan membentangkan spanduk, poster tuntutan, dan meneriakkan yel-yel perjuangan.
Tak hanya menyuarakan tuntutan, aksi ini juga menyimpan sejarah panjang penuh luka. Salah satu peserta aksi, Abah Rais (82), petani dari Cibaliung, menyuarakan kisahnya dengan mata berkaca-kaca.
“Saya sudah dua kali masuk penjara karena mempertahankan tanah saya sendiri. Pajak saya bayar, girik dan Letter C ada, tapi tetap kami diusir. Ini tanah warisan nenek moyang kami,” ungkapnya.
Sejarah Panjang Konflik dan Desakan Penyelesaian
Konflik agraria ini telah terjadi sejak 1980. Puncaknya pada tahun 1999, ketika puluhan petani mendapatkan intimidasi dari oknum aparat dan preman bayaran. Kemudian pada 2001, 49 petani ditangkap, dan 9 di antaranya dijebloskan ke penjara. Dede Hasan Basri, salah satu orator aksi, menegaskan bahwa pergantian bupati dan anggota dewan tidak pernah membawa penyelesaian.
“Dewan datang silih berganti, tapi konflik ini tetap ada. Pemerintah hanya hadir saat kampanye, tapi absen saat rakyat berteriak,” katanya lantang.
Baca Juga: Warga Cigeulis Pandeglang Heran, Rest Area Rp1,4 Miliar Malah Jadi “Padang Ilalang”
Puncak Ketegangan dan Robohnya Pagar DPRD
Aksi massa yang awalnya damai berubah menjadi panas saat sebagian demonstran mencoba merangsek masuk ke dalam Gedung DPRD. Kericuhan tak terelakkan. Saling dorong antara petugas keamanan dan massa aksi pun terjadi, hingga pagar Gedung DPRD roboh.
Suasana sempat memanas dan membuat aparat siaga penuh. Namun setelah beberapa menit, suasana mulai terkendali ketika pimpinan DPRD Pandeglang menemui massa. Ketua DPRD Tb. Khotibul Umam, Wakil Ketua MM. Fuhaira Amin, dan Ketua Komisi I Samsudin Aliandono hadir langsung di tengah kerumunan.
DPRD Janji Turun ke Cibaliung
Dalam dialog terbuka, Khotibul Umam berjanji akan mengunjungi langsung Kecamatan Cibaliung pada Rabu pekan depan untuk menyerap aspirasi warga.
“Insyaallah, kami akan turun langsung ke lapangan. Kami ingin melihat dan mendengar langsung dari masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, MM. Fuhaira Amin menyatakan, DPRD akan memfasilitasi rapat mediasi antara petani, Perhutani, BPN, hingga aparat kepolisian.
“Kita ingin solusi konkret. Kalau perlu semua pihak kita hadirkan untuk duduk bersama menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.
Setelah mendapat janji dan penegasan dari DPRD, massa pun bergeser menuju Kantor Bupati Pandeglang untuk melanjutkan tuntutan yang sama.