JAKARTA, RADAR24NEWS.COM–Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah dengan tujuan mulia kini jadi sorotan publik. Ratusan siswa di berbagai daerah dilaporkan mengalami keracunan massal usai menyantap menu MBG di sekolah. Insiden tersebut mendorong DPR untuk mendesak evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program, khususnya terkait mutu dan keamanan makanan yang disajikan.
Keracunan Massal Terjadi di Cianjur dan Bombana
Di Cianjur, Jawa Barat, sebanyak 78 siswa dari dua sekolah dilaporkan mengalami gejala keracunan usai menyantap menu MBG yang dibagikan pada Selasa (22/4/2025).
Menu yang disediakan pada hari itu termasuk ayam suwir yang dikemas untuk 800 siswa di MAN 1 Cianjur. Sejumlah siswa mengeluhkan bau asam pada lauk, namun tetap mengonsumsinya karena mengira itu berasal dari bumbu.
“Sekitar dua jam setelah makan, anak-anak mulai mengalami gejala seperti mual, muntah, dan pusing,” ujar Rahman Jaenudi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas MAN 1 Cianjur.
Sebanyak 55 siswa berasal dari MAN 1 Cianjur, sedangkan 23 siswa lainnya dari SMP PGRI 1 Cianjur. Beberapa siswa harus dilarikan ke RSUD Sayang Cianjur dan Rumah Sakit Bhayangkara, sementara lainnya dirawat di puskesmas.
Kejadian serupa juga terjadi di SDN 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Sebanyak 13 siswa mengalami gejala keracunan seperti muntah dan sakit perut usai menyantap menu ayam tepung yang diduga basi.
“Baru hari ketiga pelaksanaan MBG, siswa sudah mengeluhkan bau tak sedap dari makanan,” terang Santi Jamal, Kepala SDN 33 Kasipute.
DPR Desak Evaluasi Total Program MBG
Menanggapi rentetan kasus ini, Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan MBG.
“Program ini harus memberikan manfaat, bukan justru menimbulkan masalah baru. Evaluasi perlu dilakukan dari segi distribusi, kualitas makanan, hingga standar higienitas,” tegas Puan, Jumat (25/4/2025).
Ia juga menekankan pentingnya standar mutu dan kehigienisan makanan agar program benar-benar mendukung tumbuh kembang siswa.
“MBG memiliki tujuan yang baik, khususnya bagi anak-anak. Tapi pelaksanaannya juga harus baik agar manfaatnya maksimal,” tambah Puan.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR, Charles Honoris, menegaskan pentingnya pengawasan anggaran dalam pelaksanaan MBG.
“Kami ingin program ini berjalan baik, mengingat MBG adalah program strategis nasional,” katanya.
Baca Juga: Presiden Prabowo Pimpin Tanam Padi Serentak di 14 Provinsi, Gunakan Drone untuk Tebar Benih
Langkah Evaluasi dari Pemerintah
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memastikan pihaknya segera melakukan evaluasi prosedur distribusi dan menambahkan satu SOP baru, yakni sisa makanan MBG tidak boleh dibersihkan di sekolah, melainkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Kami juga akan melakukan pelatihan tambahan bagi petugas SPPG, khususnya di wilayah Cianjur,” jelas Dadan, Rabu (23/4/2025).
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhaimin Iskandar, meminta Kementerian Kesehatan dan Labkesda menelusuri penyebab pasti insiden.
“Apakah dari dapur, pengangkutan, atau faktor lain, semua harus ditelusuri agar tidak terulang kembali,” singkatnya.
Polisi Turun Tangan, Investigasi Masih Berjalan
Polres Cianjur kini tengah menyelidiki kasus dugaan keracunan massal tersebut. Kasatreskrim AKP Tono Listianto menyebut telah memeriksa 10 saksi, termasuk sopir, petugas dapur, dan pengemas makanan.
“Ada indikasi perbedaan jenis wadah makanan. Beberapa menggunakan plastik, sisanya stainless steel yang lebih aman,” ungkap Tono.