JAKARTA,RADAR24NEWS.COM– Sebuah fenomena mengejutkan mengguncang proses rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2025. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) mencatat sebanyak 714 CPNS di lingkungan Kemendiktisaintek menyatakan mengundurkan diri, angka yang fantastis dan memicu tanda tanya besar.
Menteri PANRB Rini Widyantini mengungkapkan rincian dari jumlah tersebut. Sebanyak 653 CPNS menyatakan pengunduran diri secara resmi, sementara 61 lainnya dianggap mengundurkan diri karena tidak menyelesaikan pengisian daftar riwayat hidup dalam batas waktu yang telah ditentukan.
“Alasan utama mereka mundur adalah karena penempatan yang tidak sesuai ekspektasi, masalah kesehatan, dan alasan keluarga,” jelas Rini dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (19/4/2025).
Tak hanya itu, Rini menegaskan bahwa sejak awal proses seleksi, sudah ditegaskan bahwa peserta harus siap ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia bahkan di luar negeri, sesuai dengan kebutuhan Kemendikbudristek.
“Kami sudah menyampaikan bahwa CPNS harus siap ditempatkan dimana saja, karena ini bertujuan pemerataan kualitas pendidikan tinggi,” ujarnya.
Rini menegaskan komitmennya untuk memperkuat sistem pengadaan ASN bersama BKN dan Panselnas, mulai dari tahap pengumuman hingga pengangkatan ASN, agar lebih akuntabel dan transparan.
DPR Minta Proses Rekrutmen Dievaluasi Total
Menanggapi polemik ini, anggota Komisi II DPR RI Indrajaya menilai bahwa rekrutmen ASN yang menyebabkan pengunduran diri massal ini adalah peringatan keras bagi pemerintah.
“Proses rekrutmen ASN harus adaptif dan transparan. Banyak CPNS mengeluhkan penempatan yang tidak sesuai harapan bahkan tidak sesuai bidang keilmuan mereka,” ujar Indrajaya.
Ia meminta evaluasi menyeluruh dilakukan agar polemik semacam ini tak kembali terjadi pada penerimaan ASN di masa mendatang.
Skema Optimalisasi Dituding Jadi Biang Kerok
Ketua Aliansi Dosen ASN Kementerian Pendidikan Tinggi dan Sains Teknologi Seluruh Indonesia (Adaksi), Anggun Gunawan, menyoroti skema optimalisasi sebagai salah satu penyebab utama pengunduran diri para CPNS dosen.
“Banyak peserta awalnya tidak diterima di PTN pilihannya, tapi dinyatakan lulus di PTN yang sangat jauh dari domisili mereka. Ini memicu ketidakpuasan,” terang Anggun.
Lebih lanjut, Anggun menilai isu kesejahteraan dosen ASN juga turut berperan.
“Banyak CPNS yang mulai sadar bahwa gaji dosen ASN tidak seperti yang dibayangkan. Isu ini sudah jadi nasional,” tambahnya.










































