KOTA SERANG, RADAR24NEWS-COM – Tahun 2024, Provinsi Banten mencatatkan angka penemuan kasus tuberkulosis (TBC) yang signifikan, mencapai 55.817 orang. Capaian ini melampaui target yang ditetapkan, yakni 111%, dengan target awal hanya 90%. Namun, meskipun berhasil melebihi target penemuan, angka keberhasilan pengobatan TBC (treatment success rate) berada di angka 89%, sedikit di bawah target yang ditetapkan sebesar 90%.
Selain itu, pada upaya pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) pada kontak serumah, Provinsi Banten mencapai angka 66%, yang sedikit lebih rendah dari target 68%. Data ini menjadi perhatian pemerintah untuk terus mendorong program edukasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan TBC.
Penjabat (Pj) Gubernur Banten, A Damenta, menyampaikan bahwa kesadaran masyarakat berperan besar dalam keberhasilan penanggulangan TBC. Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk melaksanakan edukasi secara masif agar penanganan penyakit ini lebih optimal.
“Kami terus mendorong agar masyarakat lebih memahami pentingnya deteksi dini dan pengobatan TBC,” ujar Damenta saat mendampingi Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Wamenkes RI), Dante Saksono Harbuwono, dalam kunjungan kerjanya di Desa Tembong, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, pada Jumat (17/1/2025).
Baca juga: Silpa APBD Banten Tembus Rp443 Miliar, Apa Rencana Pemprov Selanjutnya?
Desa Tembong menjadi lokasi pilihan bagi Wamenkes untuk melakukan peninjauan langsung terhadap implementasi multisektor dalam penanggulangan TBC. Wamenkes turut berdialog dengan para kader kesehatan setempat terkait strategi penanggulangan TBC di wilayah tersebut.
“Desa Tembong memiliki inovasi unggulan yang sangat inspiratif, yakni Kader Jemput Dahak (Kajedak), yang memberikan contoh terbaik dalam upaya penanggulangan TBC,” tambah Damenta. Ia berharap, model inovasi seperti ini dapat menjadi motivasi bagi desa-desa lain di Banten untuk mencapai “zero TBC” di wilayah mereka.
Lebih lanjut, Damenta berharap kunjungan ini akan memotivasi kader kesehatan untuk bekerja lebih giat dalam memerangi TBC di daerah mereka. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan masyarakat, A Damenta optimistis bahwa Indonesia dapat mencapai target zero TBC di masa depan.
“Semoga desa lain dapat mengikuti jejak Desa Tembong, yang telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam pencegahan dan pengobatan TBC,” harapnya.
Tenaga Medis Jadi Kunci Sukses Penanggulangan TBC di Banten
Dalam upaya maksimal memerangi TBC, tenaga medis menjadi ujung tombak yang sangat berperan. A Damenta, Pj Gubernur Banten, menyadari betul bahwa keberhasilan program penanggulangan TBC tidak hanya ditentukan oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga oleh dedikasi tenaga medis yang terlibat langsung dalam pelayanan kesehatan.
“Kami tidak bisa ‘melawan’ TBC tanpa adanya dukungan dari tenaga medis. Mereka adalah garda terdepan yang bekerja keras di lapangan, baik dalam melakukan deteksi dini, mengedukasi masyarakat, hingga memastikan pengobatan berjalan dengan baik,” pungkasnya. (agus/imron)