KABUPATEN LEBAK, RADAR24NEWS.COM-Kejadian tragis menimpa seorang siswa Sekolah Dasar (SD) berinisial IT (12) asal Desa Prabugantungan, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak. IT meninggal dunia pada 15 Januari 2025, diduga akibat luka dalam yang dialaminya setelah terlibat perkelahian dengan teman sebayanya, IL (12), lima hari sebelumnya. Ironisnya, perkelahian tersebut terjadi demi membuat konten di media sosial.
Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena Desa Prabugantungan dikenal sebagai salah satu locus Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di Kabupaten Lebak.
Kronologis Kejadian
Fasilitator DRPPA Kabupaten Lebak, Alifah Rochmawati, membenarkan insiden perkelahian yang melibatkan dua pelajar SD tersebut. Peristiwa itu direkam menggunakan ponsel dan videonya telah beredar di media sosial.
“Benar, saya sudah mendapat informasi dan melihat videonya. Kami akan segera mengunjungi Desa Prabugantungan untuk menindaklanjuti kejadian ini,” ujar Alifah, Rabu (22/1/2025).
Menurut Alifah, video tersebut menunjukkan dua siswa berkelahi dikelilingi teman-temannya. Setelah kejadian, IT mengeluh sakit dan mengalami muntah-muntah. Korban sempat dirawat di puskesmas pada 14 Januari sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Adjidarmo Lebak, tempat ia mengembuskan napas terakhir.
“Korban tidak menunjukkan luka luar, kemungkinan besar ia mengalami luka dalam yang tidak terdeteksi sebelumnya,” jelas Alifah.
Dinilai Pengawasan Orang Tua Minim
Alifah menilai bahwa insiden ini terjadi akibat kurangnya pengawasan dan pemahaman orang tua terhadap anak-anak mereka. Pasalnya, peristiwa tersebut terjadi pada malam hari yang seharusnya korban istirahat di rumahnya.
“Dari video yang saya lihat, kejadian ini terjadi pada malam hari. Ini menunjukkan bahwa anak-anak dibiarkan tanpa pengawasan pada waktu yang seharusnya mereka istirahat di rumah,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun DRPPA aktif mengkampanyekan hak dan perlindungan anak, perubahan karakter dan pola asuh tidak bisa dicapai dengan instan.
“Di Kabupaten Lebak terdapat 14 DRPPA. Kami rutin melakukan sosialisasi, namun perubahan membutuhkan kesadaran kolektif dari masyarakat dan pemerintah desa,” imbuhnya.
Dipicu Saling Ejek
Kapolsek Cileles AKP Dadan Jumhana membenarkan peristiwa tersebut. Menurut Dadan, aksi duel kedua siswa SD berawal saling ejek. Diduga salah satu bocah tersebut menaruh dendam sehingga mengajak berkelahi.
“Berdasarkan keterangan saksi, perkelahian berawal saling ejek hingga terjadilah perkelahian,” singkatnya. (imron)