LEBAK, RADAR24NEWS.COM–Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) serta Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jakarta berencana menghidupkan kembali jalur kereta Rangkasbitung-Labuan pada tahun 2027. Saat ini, prioritas utama adalah melakukan kajian terhadap lahan serta aset PT KAI di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang guna mendukung pengoperasian transportasi massal tersebut.
Reaktivasi Jalur Kereta Rangkasbitung-Labuan Dimulai dengan Kajian Lahan
“Tahun ini kami mulai melakukan kajian lahan berdasarkan data dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang telah dikumpulkan pada tahun 2020. Ke depan, penilaian kembali akan dilakukan melalui KJPP agar masyarakat terdampak memperoleh haknya secara layak, mengingat kemungkinan adanya perubahan harga tanah,” ujar Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Jakarta, Ferdian Suryo Adhi Pramono, pada Senin (3/2/2025).
Baca juga: Jalur Wisata Pantai Anyer Macet 5 Kilometer, Warga: Ini Sudah Biasa Kawan
Tahapan Pembangunan Jalur Kereta Rangkasbitung-Labuan dan Tantangan Pembebasan Lahan
Tahapan reaktivasi dimulai dengan peninjauan lahan yang akan berlangsung dari 2025 hingga 2026. Jika proses ini rampung, maka reaktivasi jalur dapat segera dimulai. “Setelah presentasi KJPP, kami akan menjalankan penertiban lahan. Untuk tahun ini dan tahun depan, fokus utama masih pada penertiban dan pengelolaan aset,” lanjut Ferdian.
Proyek Pembangunan Jalur Kereta Ditargetkan Selesai pada 2029
Proyek pembangunan jalur kereta ini dijadwalkan berlangsung mulai 2027 dan diperkirakan selesai pada 2029, sesuai dengan hasil diskusi bersama Bappenas. “Hasil koordinasi dengan Bappenas menunjukkan bahwa pembangunan akan dilakukan dalam tiga tahap, yakni pada 2027, 2028, dan 2029,” jelasnya.
BTP Jakarta Akan Pertahankan Jalur yang Ada Sejak 1908
Dalam pengerjaannya, BTP Jakarta akan tetap mempertahankan jalur yang telah ada sejak pertama kali dibangun pada 1908. “Kami tidak berencana mengubah jalur yang sudah ada. Namun, jika ada permasalahan terkait kepemilikan lahan warga, maka kami siap bernegosiasi untuk mencapai solusi terbaik,” tutur Ferdian.
Pembebasan Lahan: Diskusi dengan Masyarakat Diperlukan
Ferdian juga mengakui bahwa pembebasan lahan akan menghadapi berbagai tantangan, terutama jika terdapat fasilitas umum seperti sekolah atau tempat ibadah yang terkena dampak. “Jika ada fasilitas pendidikan, masjid, atau tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh di wilayah tersebut, maka perlu dilakukan diskusi lebih lanjut guna menemukan solusi yang tepat,” tambahnya.
Pemerintah Daerah Dukung Penuh Proyek Kereta Rangkasbitung-Labuan
Ferdian menegaskan bahwa pihaknya akan sebisa mungkin mengikuti jalur yang sudah ada. Namun, jika ada kendala besar, maka akan dilakukan evaluasi ulang agar tidak menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar.
Menanggapi rencana tersebut, Asisten Daerah (Asda) II Pemkab Lebak, Ajis Suhendi, menyambut baik pembukaan jalur Rangkasbitung-Labuan. “Rencana ini sudah menjadi pembahasan sebelumnya. Kami berharap proses pembebasan lahan milik PT KAI dapat berjalan dengan lancar serta mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat,” katanya singkat. (asep/imron)