TANGSEL, RADAR24NEWS.COM-Konflik keluarga yang dipicu soal warisan orang tua kembali menelan korban jiwa. Seorang pria berinisial F (53) di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tega menghabisi nyawa kakak kandungnya, N (65), hanya karena tak mendapat bagian dari harta peninggalan orang tua mereka.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Rabu (30/4/2025) di kawasan Bambu Apus, Pamulang. Korban ditemukan bersimbah darah dengan luka bacok yang dalam. Polisi mengungkap, motif pembunuhan ini bukan karena emosi sesaat, tetapi akumulasi dari konflik berkepanjangan antara kakak-beradik tersebut.
Dipicu Warisan Rumah yang Digadaikan
Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang menjelaskan, konflik bermula dari rumah warisan orang tua mereka yang digadaikan oleh korban dan saudara lainnya tanpa melibatkan pelaku.
“Berdasarkan pengakuan pelaku, rumah warisan orang tua digadaikan oleh kakaknya. Namun hasilnya tidak dibagikan kepada tersangka. Ini yang memicu rasa kesal dan akhirnya niat untuk membunuh,” ungkap Victor dalam konferensi pers, Sabtu (10/5/2025).
Baca Juga: Plat Nomor Ditutup, Siap-Siap Kena Tilang Manual di Tangsel
Luka Batin Berujung Luka Fisik
Menurut Victor, pelaku merasa terpinggirkan dan tidak dihargai sebagai bagian dari keluarga. Kekecewaan bertumpuk, ditambah perlakuan kasar dan ucapan yang merendahkan dari korban, akhirnya membakar emosi F.
“Kakaknya sering melontarkan kata-kata yang merendahkan harga dirinya,” tambah Kapolres. Merasa tak dihargai dan tak mendapatkan haknya atas warisan orang tua, F nekat membawa senjata tajam dan menyerang korban.
Pembunuhan terjadi di ruang terbuka, tak jauh dari rumah mereka. Korban tak sempat diselamatkan dan dinyatakan meninggal di tempat dengan luka bacok parah.
Jerat Hukum Menanti
Atas perbuatannya, F dijerat pasal berlapis, mulai dari Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, hingga UU Darurat terkait kepemilikan senjata tajam.
“Pelaku terancam hukuman mati, atau penjara seumur hidup,” pungkas Victor.
Luka Tak Hanya di Tubuh, Tapi Juga di Hati Keluarga
Kisah ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar. Pertengkaran yang selama ini dianggap “biasa” antar saudara, ternyata menyimpan bara yang akhirnya meledak menjadi tragedi.
“Mereka sering ribut, tapi kami tak menyangka akhirnya seperti ini,” ujar Herman, tetangga korban.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa persoalan warisan orang tua bukan sekadar soal harta, tapi juga soal komunikasi, keadilan, dan penghormatan dalam keluarga.
Editor: Imron Rosadi