LEBAK, RADAR24NEWS.COM–Perpustakaan Saidjah Adinda yang berlokasi di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan akreditasi. Dengan alokasi anggaran pembelian buku yang hanya Rp14 juta setahun, perpustakaan ini terancam gagal naik kelas ke akreditasi A.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispusar) Lebak, Robert Chandra, mengungkapkan bahwa anggaran tersebut hanya cukup untuk membeli sekitar 100 eksemplar buku per tahun. Jumlah ini jauh dari standar akreditasi perpustakaan nasional yang mensyaratkan penambahan 200–300 eksemplar buku setiap tahunnya.
“Saat ini koleksi buku di Perpustakaan Saidjah Adinda baru sekitar 28 ribu. Padahal, untuk memenuhi syarat akreditasi A, kita harus punya minimal 40 ribu eksemplar,” kata Robert, Rabu (23/7/2025).
Solusi: Gandeng Komunitas, Maksimalkan Jejaring
Robert Chandra mengatakan bahwa pihaknya telah mengupayakan tambahan koleksi buku melalui kerja sama dengan Perpusnas dan anggota DPR RI.
“Berapapun yang dialokasikan, kami tetap maklumi. Tapi kami juga aktif menjalin jejaring bantuan buku agar kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi,” jelasnya.
Anggaran Minim, Minat Baca Terhambat
Minimnya anggaran tersebut mendapat sorotan tajam dari pegiat literasi dan pelajar. Ketua TBM Rangkasbitung Membaca, Dela Sahma, menyebut perhatian pemerintah daerah terhadap budaya literasi masih sangat rendah.
“Kalau bukunya terbatas dan usang, bagaimana mungkin minat baca masyarakat bisa meningkat? Harus ada akses ke bahan bacaan yang berkualitas dan kekinian,” tegas Dela.
Menurutnya, pemerintah seharusnya menggandeng komunitas literasi dan pelajar untuk menentukan buku yang relevan.
Suara Pelajar: “Buku Baru Cuma Jadi Mitos”
Salsabila Nurhaliza (16), siswi SMA Negeri 1 Rangkasbitung yang rutin mengunjungi Perpustakaan Saidjah Adinda, mengaku kecewa dengan kondisi koleksi buku yang sebagian besar sudah usang.
“Kita butuh buku-buku baru, apalagi untuk tugas sekolah. Tapi isinya itu-itu saja. Buku pelajaran banyak yang terbitan 2010 ke bawah,” ujar Salsabila.
Salsabila berharap pemerintah bisa lebih peka terhadap kebutuhan pelajar yang kerap menjadikan perpustakaan sebagai sumber referensi utama.
Q: Berapa koleksi buku Perpustakaan Saidjah Adinda saat ini?
A: Sekitar 28 ribu eksemplar.
Q: Berapa idealnya jumlah buku untuk akreditasi A?
A: Minimal 40 ribu eksemplar.
Q: Apa kendala utama untuk peningkatan koleksi buku?
A: Minimnya anggaran pembelian buku, hanya Rp14 juta per tahun.
Q: Apa saran dari komunitas literasi?
A: Libatkan komunitas dan pelajar dalam proses kurasi dan pengadaan buku agar lebih tepat sasaran.
Editor: Imron Rosadi








































