KAB. TANGERANG, RADAR24NEWS – Jejak masa lalu ternyata bukan sekadar catatan di buku, tapi juga identitas sebuah daerah. Itulah yang kini sedang dikejar Pemerintah Kabupaten Tangerang. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja, resmi menugaskan tim dari Dinas Perpustakaan dan Arsip untuk berangkat ke Leiden, Belanda, demi mengungkap lebih detail Sejarah Kabupaten Tangerang.
“Arsip soal sejarah Kabupaten Tangerang masih lengkap dan tersimpan rapi di Perpustakaan Universitas Leiden. Kita harus gali setuntas-tuntasnya supaya identitas daerah ini jelas,” ujar Soma saat ditemui di Puspemkab Tangerang, Selasa (26/8/2025).
Dari 1943 ke 1632: Misteri Hari Jadi Kabupaten Tangerang
Sejarah Kabupaten Tangerang sempat jadi perdebatan panjang. Dulunya, hari jadi ditetapkan pada 27 Desember 1943, yang tercermin dalam lambang daerah. Namun, penelitian terbaru menggeser tanggal tersebut menjadi 13 Oktober 1632. Perubahan itu menegaskan bahwa Tangerang punya akar sejarah jauh lebih tua dari yang selama ini diketahui.
“Penggalian arsip ini bukan sekadar formalitas. Ini penting untuk meluruskan fakta sejarah, biar generasi sekarang ngerti akar budaya dan identitasnya,” tambah Soma.
Baca Juga: Wow! SPIP Kabupaten Tangerang Disebut Bisa Buat Birokrasi Anti-Bocor
Pentingnya Arsip untuk Identitas Daerah
Menurut Soma, langkah ke Leiden juga jadi bentuk tanggung jawab generasi sekarang terhadap masa lalu. Arsip bukan sekadar tumpukan kertas, melainkan bahan baku untuk membangun identitas, budaya, bahkan arah pembangunan ke depan.
“Ibu kadis tolong bentuk tim, ajak juga yang bisa bahasa Belanda. Kita gali arsip ini biar tuntas, enam bulan cukup. Setelah itu kita publikasikan hasilnya, kenapa hari jadi Tangerang bisa berubah, biar masyarakat juga paham,” tegasnya.
Suara Anak Muda: Sejarah Bukan Sekadar Mata Pelajaran
Bagi generasi muda, misi penggalian sejarah ini memantik rasa penasaran. Dewi (21), mahasiswi sejarah dari Universitas Pamulang asal Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, mengaku antusias.
“Biasanya kami cuma baca sejarah Kabupaten Tangerang dari buku pelajaran. Tapi kalau langsung gali arsip di Leiden, itu keren banget. Sejarah Kabupaten Tangerang bisa jadi lebih hidup, apalagi kalau nanti dibuka ke publik,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Rizki (17), pelajar SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang. Baginya, sejarah bukan hanya hafalan.
“Kalau tahu asal-usul Kabupaten Tangerang, kita bisa lebih bangga sama daerah sendiri. Nggak cuma tahu tanggal lahir artis K-Pop, tapi juga ngerti kapan kabupaten kita lahir,” katanya sambil tertawa kecil.
Sejarah Jadi Aset
Dengan penggalian sejarah ke Leiden, Kabupaten Tangerang bukan hanya mengumpulkan data, tapi juga menyusun puzzle besar identitasnya. Dari catatan kolonial, arsip lokal, hingga cerita masyarakat, semuanya menjadi bagian dari perjalanan panjang.
Masyarakat berharap hasil penelitian ini bisa membuka mata generasi muda, bahwa Sejarah Tangerang bukan cerita membosankan, melainkan harta berharga yang perlu dirawat.
Editor: Imron Rosadi