PANDEGLANG, RADAR24NEWS.COM-Banjir kembali melanda wilayah Cikeusik Pandeglang, Banten, sejak Jumat (23/5/2025) malam hingga Sabtu dini hari. Tingginya intensitas curah hujan menyebabkan Sungai Cikeusik meluap, merendam permukiman, jalan, dan jembatan di sejumlah desa. Ketinggian air mencapai 20 sentimeter hingga satu meter, membuat akses warga lumpuh total.
Setidaknya tiga desa terdampak banjir cukup parah, yakni Desa Cikeusik, Desa Curug Ciung, dan Desa Sumur Batu. Air bah merendam jalur utama dan sejumlah jembatan penting, termasuk Jembatan Cipaas di Desa Cikadongdong yang ambruk akibat derasnya arus air.
“Saya hanya bisa menatap jembatan yang tiap hari kami lewati, sekarang roboh,” ujar Entis Sumantri, warga Desa Cikeusik, dengan suara parau saat dihubungi lewat sambungan telepon, Sabtu (24/5/2025).
Entis mengungkapkan, banjir kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, bukan hanya soal derasnya hujan, tapi lemahnya infrastruktur dan tidak adanya solusi jangka panjang dari pihak pemerintah.
“Ini bukan banjir musiman biasa. Sudah saatnya pemerintah membuat sistem penanganan banjir yang serius. Jangan tunggu semua jembatan hancur dulu,” tegasnya.
Baca Juga: Jalan Poros Desa Rusak Parah, 211 Titik Didorong Diperbaiki Pemprov Banten
Warga Desak Pemerintah Bertindak
Situasi yang mengisolasi warga membuat banyak pihak mendesak pemerintah daerah hingga pusat untuk turun tangan secara cepat. Warga menuntut adanya pembangunan jembatan darurat dan penanganan banjir yang lebih menyeluruh.
“Kami bukan hanya minta bantuan sembako, tapi solusi permanen. Bangun jembatan yang kuat, perbaiki sistem drainase. Jangan tunggu jatuh korban,” ujar Entis.
Warga berharap perhatian lebih dari Pemkab Pandeglang dan Pemprov Banten untuk menjadikan bencana banjir ini sebagai prioritas penanganan infrastruktur, terutama di wilayah rawan banjir seperti Cikeusik.
Sekolah Lumpuh, Anak-anak Tak Bisa Melintas
Tidak hanya merendam permukiman dan akses jalan, banjir juga berdampak pada kegiatan belajar-mengajar. Banyak anak sekolah terpaksa diliburkan karena jembatan yang biasa mereka lalui roboh atau tertutup genangan air.
Indri dan Sani, dua siswa kelas VIII MTS 6 Cikeusik, mengaku kecewa tidak bisa berangkat sekolah.
“Biasanya lewat Jembatan Blengbeng, tapi sekarang enggak bisa. Airnya tinggi dan jembatannya rusak,” kata Indri dengan raut kecewa.
Beberapa infrastruktur yang dilaporkan rusak dan tak bisa dilalui antara lain Jembatan Cikaer, Jalan Raya Cikeusik–Munjul, Jembatan Cikayang, dan Jembatan Blengbeng.
Editor: Imron Rosadi










































