KAB. SERANG, RADAR24NEWS.COM-Cuaca yang mulai beralih dari musim hujan ke musim kemarau ternyata membawa dampak serius bagi nelayan di Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang. Sejak awal Mei 2025, hasil tangkapan ikan nelayan setempat menurun drastis, bahkan sebagian memilih tidak melaut karena hasil yang tak sebanding dengan biaya operasional.
Di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paku, Kecamatan Anyar, suasana terlihat lebih lengang dari biasanya. Hanya segelintir perahu yang kembali ke daratan dengan hasil tangkapan yang jauh dari kata maksimal.
“Semalam paling banyak cuma 30 sampai 40 kilo per kapal, padahal biasanya bisa sampai 14 kuwintal. Sekarang malah rugi terus, karena ongkos melaut tinggi,” ujar Anwar, Koordinator TPI Paku, kepada wartawan, Jumat (9/5/2025).
Cuaca Tak Menentu, Air Laut Masih Dingin
Menurut Anwar, fenomena ini sudah biasa terjadi saat memasuki musim peralihan, terutama pada bulan April hingga Juni. Ia menyebutkan bahwa peralihan cuaca membuat ikan-ikan sulit ditemukan karena pergerakan ikan menjadi tidak menentu.
“Air laut masih agak dingin. Biasanya ikan-ikan sulit naik ke permukaan. Nelayan malah lebih banyak melaut malam hari karena siang makin susah dapet ikan,” jelasnya.
Meski cuaca mulai kondusif dan ombak cenderung bersahabat, nyatanya kondisi laut belum memberikan hasil yang menggembirakan. Dari sekitar 25 kapal yang terdaftar di TPI Paku, hanya 5 kapal yang aktif melaut pada hari itu.
Baca Juga: Pemkab Serang Genjot Pembentukan 326 Koperasi Desa Merah Putih
Nelayan Bertahan, Sebagian Beralih Profesi Sementara
Situasi sulit ini juga berdampak langsung pada perekonomian nelayan. Pendapatan yang merosot tajam memaksa sebagian dari mereka mencari pekerjaan lain demi menyambung hidup.
“Kalau lagi enggak melaut, apa saja dikerjain. Ada yang kerja serabutan, bantu bangunan, ngangkut barang yang penting bisa bawa pulang uang buat makan,” ungkap Anwar.
Ia menambahkan, mayoritas nelayan di Anyar adalah kepala keluarga yang mengandalkan hasil laut sebagai sumber penghasilan utama. Turunnya jumlah tangkapan ikan membuat tekanan ekonomi semakin berat, apalagi kebutuhan pokok tetap berjalan.
Harapan Mulai Membaik di Bulan Juli
Meski saat ini masa sulit masih dirasakan, Anwar dan para nelayan berharap kondisi akan membaik dalam waktu dekat. Ia menyebutkan bahwa biasanya kondisi laut akan mulai stabil pada bulan Juli hingga September.
“Kalau sudah masuk bulan tujuh, angin dan suhu air laut mulai cocok lagi. Biasanya tangkapan juga membaik. Kami cuma bisa berharap cuaca segera bersahabat lagi,” katanya.
Harapan Nelayan Anyar Serang
Kondisi nelayan di Anyar menjadi potret nyata dampak perubahan musim terhadap masyarakat pesisir. Di tengah ketidakpastian cuaca dan hasil laut yang tak menentu, para nelayan tetap bertahan, beradaptasi, dan berharap pada perubahan iklim yang lebih bersahabat.
“Kami tidak minta banyak. Cuma ingin laut bersahabat lagi. Biar kami bisa kembali pulang bawa hasil, bukan kerugian,” tutup Anwar.
Editor: Imron Rosadi