PANDEGLANG, RADAR24NEWS.COM-Seorang perempuan asal Kabupaten Pandeglang mencurahkan kekecewaannya melalui video TikTok setelah kelulusannya sebagai tenaga pegawai RSUD Labuan dibatalkan secara tiba-tiba. Padahal, ia mengaku telah lolos seleksi, tanda tangan kontrak, hingga mengikuti kegiatan orientasi.
Video berdurasi lebih dari 4 menit itu diunggah melalui akun TikTok @dwi_iiz, dan langsung viral di jagat maya. Dalam curhatannya, ia mengungkap betapa kecewanya terhadap pihak Pemprov Banten, yang dinilainya tidak profesional dalam proses rekrutmen.
Sudah Tanda Tangan Kontrak, Diberhentikan Lewat Telepon
Perempuan tersebut menceritakan bahwa ia telah melalui berbagai tahapan seleksi. Mulai dari unggah berkas, tes CAT, pemeriksaan dokumen asli, hingga akhirnya diumumkan lolos rekrutmen RSUD Labuan.
“Saya sangat kecewa dengan Pemerintahan Provinsi Banten,” ujarnya dalam video itu.
Ia menyebut bahwa satu-satunya alasan pemberhentiannya adalah sertifikat Basic Trauma and Cardiac Life Support (BTCLS) miliknya dianggap sudah kedaluwarsa.
Padahal, menurutnya, dalam syarat rekrutmen tidak disebutkan batas waktu masa berlaku sertifikat. Yang diminta hanyalah memiliki sertifikat BTCLS.
“Kalau memang masa berlaku jadi syarat utama, kenapa sejak awal saya bisa lolos seleksi administrasi?” katanya dengan suara bergetar.
Baca Juga: 5.655 Peserta Ikuti Tes CAT Rekrutmen Pegawai RSUD Cilograng dan Labuan
Resign dari Pekerjaan Lama, Kini Gagal Bekerja di RSUD Labuan
Yang membuatnya semakin terpukul, ia mengaku sudah mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya karena yakin telah resmi diterima di RSUD Labuan.
Pada tanggal 2 Mei 2025, ia bahkan sudah mengikuti kegiatan bersama pegawai baru lainnya.
Namun keesokan harinya, pada 3 Mei 2025, ia mendadak menerima telepon yang menyatakan dirinya tidak lagi diperbolehkan mengikuti kegiatan lanjutan. Tidak ada surat resmi, tidak ada pengumuman di grup WhatsApp resmi rumah sakit, hanya telepon pribadi.
“Kami seperti diberhentikan layaknya kuli panggul, tanpa prosedur jelas,” ucapnya pilu.
Tuntut Keadilan, Harap Gubernur Turun Tangan
Ia mengaku sudah berupaya mencari kejelasan dengan menghadap pimpinan dinas terkait. Namun sampai video itu direkam, belum ada penjelasan resmi yang ia terima.
“Kami hanya ingin keadilan. Kami tidak salah. Yang salah panitianya, kenapa kami diloloskan sejak awal?” tegasnya.
Ia juga berharap agar kasus ini bisa sampai ke telinga Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, agar ada evaluasi menyeluruh terhadap proses rekrutmen tenaga kesehatan di lingkungan Pemprov.
Harapan dari Hati yang Tersakiti
Kisah ini menjadi sorotan publik bukan hanya karena viral di media sosial, tetapi juga karena menyentuh sisi kemanusiaan. Bagaimana perjuangan seseorang yang sudah menjalani seluruh proses rekrutmen, bahkan meninggalkan pekerjaannya, justru dipatahkan secara mendadak dan tanpa kejelasan.
“Jika terbukti ada kesalahan prosedur atau kelalaian panitia, publik tentu berharap ada langkah korektif dan pertanggungjawaban yang jelas dari Pemprov Banten. Karena pekerjaan bukan hanya soal gaji, tapi juga soal martabat,” ujar Medi, warga Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandelang menanggapi video viral tersebut.
Editor: Imron Rosadi