KAB. SERANG, RADAR24NEWS.COM–Upaya pemulihan lingkungan terus digencarkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang. Tahun ini, DLH menggandeng kelompok tani di tiga kecamatan untuk melakukan reboisasi atau penghijauan di lahan-lahan kritis yang masih tersisa.
Tercatat, masih ada sekitar 12 hektare lahan yang tergolong kritis dan membutuhkan penanganan segera. Ketiga wilayah yang menjadi prioritas adalah Kecamatan Ciomas, Padarincang, dan Cinangka.
Lahan Kritis Tersisa 12 Hektare, Perlu Aksi Nyata
Penyuluh Lingkungan DLH Kabupaten Serang, Deni Hardiana, menjelaskan bahwa pada tahun 2022 lalu, pihaknya sempat mencatat total 24 hektare lahan kritis di wilayah tersebut. Namun, setelah dilakukan penanganan secara bertahap, kini menyisakan setengahnya.
“Lahan kritis saat ini tersebar di tiga kecamatan, dan menjadi fokus kami untuk dilakukan penanaman kembali,” kata Deni, Rabu (7/5/2025).
Baca Juga: Jelang PPDB 2025, Dindikbud Kabupaten Serang Ubah Sistem Zonasi ke Domisili
DLH Salurkan Ribuan Bibit Tanaman Buah
Dalam program reboisasi tahun ini, DLH Kabupaten Serang menyediakan berbagai jenis bibit tanaman buah seperti jengkol, manggis, alpukat, dan durian. Selain bibit, DLH juga akan memberikan pupuk guna mendukung pertumbuhan tanaman di lahan-lahan tersebut.
“Ada 8 proposal pengajuan yang masuk dari masyarakat, terutama dari Kecamatan Cinangka. Karena anggaran terbatas, distribusi bibit akan disesuaikan, misalnya 1.000 pohon dibagi secara proporsional,” ujar Deni.
DLH Kabupaten Serang Tak Sekadar Tanam
Program reboisasi ini bukan hanya sebatas menanam bibit. Deni menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan monitoring selama minimal tiga bulan setelah proses tanam selesai.
“Setelah penanaman, kami akan cek perkembangannya. Kalau ada tanaman yang mati atau hilang, kami evaluasi penyebabnya. Jadi tidak asal tanam lalu ditinggal,” jelasnya.
DLH juga memberikan pembinaan kepada kelompok tani sebagai ujung tombak kegiatan ini, agar mereka memahami teknik penanaman dan perawatan yang benar.
Penebangan Liar dan Alam
Deni mengungkapkan bahwa penyebab lahan kritis di Kabupaten Serang cukup beragam. Mulai dari faktor alam hingga ulah manusia seperti penebangan liar tanpa izin.
“Kami utamakan penanaman di lahan milik masyarakat agar lebih mudah dalam perawatan dan tidak menimbulkan konflik,” tambahnya.
Sinergi Pemda dan Masyarakat
Melalui kolaborasi dengan kelompok tani lokal, DLH berharap upaya ini bisa membuahkan hasil jangka panjang. Reboisasi bukan hanya tentang menanam pohon, tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
“Lahan kritis bukan hanya masalah DLH saja. Ini tanggung jawab kita bersama. Kalau lingkungan rusak, kita semua yang rugi,” tutup Deni.
Editor: Imron Rosadi