KOTA TANGSEL, RADAR24NEWS.COM–Bangunan relokasi yang disediakan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) untuk para pedagang kaki lima (PKL) Pasar Ciputat masih terlihat kosong dan sepi, meski sudah berbulan-bulan disiapkan sejak penertiban dilakukan awal tahun 2025. Kondisi ini menimbulkan tanda tanya publik soal efektivitas penataan PKL di kawasan tersebut.
Pantauan di lokasi, Rabu (6/5/2025), bangunan relokasi yang berada di Jalan H. Usman, Kecamatan Ciputat terlihat bersih dan tertata, namun belum ramai ditempati pedagang. Beberapa bagian bahkan terlihat tak berpenghuni. Sebagian PKL masih memilih berjualan di pinggir jalan seperti sebelumnya.
Pedagang Enggan Pindah: Tempatnya Strategis Tapi Sepi
Udin (48), salah satu pedagang sayur yang sudah berjualan sejak 2003, mengaku masih enggan berpindah ke lokasi relokasi. Meski ia telah mendapat teguran dari petugas gabungan dan mengakui bahwa tempat relokasi lebih nyaman, namun ia ragu terhadap potensi kunjungan pembeli.
“Bangunannya bagus, bersih, tapi pengunjung belum ada. Jadi kami masih bertahan di pinggir jalan. Tempatnya nggak kelihatan dari luar, aksesnya juga kurang,” ujar Udin kepada wartawan.
Menurutnya, relokasi akan efektif jika dilakukan secara menyeluruh terhadap seluruh PKL. Jika masih ada pedagang yang dibiarkan berjualan di luar area resmi, maka pembeli cenderung memilih lokasi yang lebih mudah diakses.
“Enak bangunanya, tapi sepi pembeli,” tutup Udin.
Baca Juga: Pasar Ciputat Dibersihkan, Ditata, dan Diberi Mimpi: Jadi Malioboro-nya Tangsel
Pindah Tapi Rugi? Pedagang Ciputat Kritik Lokasi Relokasi
Sejumlah pedagang lain juga mengungkapkan keraguan serupa. Bahkan ada yang menilai proyek relokasi ini sekadar menghabiskan anggaran tanpa mempertimbangkan kelayakan ekonomi di lapangan.
“Saya pikir ini bangunan hanya formalitas, biar terlihat ada penataan. Tapi kenyataannya, belum tentu menguntungkan buat kami. Jadi kalau pindah pasti kami rugi,” ungkap seorang pedagang yang menolak disebutkan namanya.
Pendaftaran Gratis, Tapi Minat Rendah
Berdasarkan informasi dari petugas di pos pendaftaran relokasi yang berada di Gedung B lantai 1, hingga awal Mei 2025 ini sudah ada sekitar 50 pedagang yang mendaftar. Namun sebagian besar belum menempati lapak karena menilai lokasi masih sepi pengunjung.
“Kalau daftar sih gratis, nggak dipungut biaya. Tapi pedagang mikirnya bukan cuma tempat yang bagus, tapi apakah ada yang beli atau enggak,” kata salah satu petugas.
Strategi Penataan Perlu Dievaluasi
Sementara itu, Aktivis Pemuda Kecamatan Ciputat, Ahmad Ansyar mengatakan, fenomena relokasi yang tidak diminati ini menyoroti perlunya evaluasi dari pemerintah daerah dalam merancang kebijakan penataan PKL. Lokasi strategis dan kenyamanan memang penting, namun tanpa perhitungan pergerakan pembeli, relokasi bisa menjadi mubazir.
“Pemerintah Kota Tansel diharapkan melakukan pendekatan yang lebih partisipatif kepada para pedagang, agar penataan tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga berdampak pada keberlangsungan ekonomi mereka,” singkat Ahmad
Editor: Imron Rosadi