LEBAK, RADAR24NEWS.COM— Kerusakan parah pada ruas jalan Cihara–Sukahujan di Desa Ciparahu, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, menjadi keluhan utama warga. Jalan sepanjang 3,5 kilometer yang menghubungkan beberapa desa ini mengalami kerusakan serius, terutama di sekitar Kampung Lebakcabe dan Kampung Cikalil. Warga pun meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak segera turun tangan.
Aktivitas Warga Lumpuh, Ekonomi Terganggu
Setiap hari, warga harus berjibaku dengan jalan yang berlubang, licin saat hujan, dan sulit dilalui kendaraan roda dua maupun empat. Padahal, jalur ini menjadi urat nadi mobilitas masyarakat ke sekolah, puskesmas, kantor kecamatan, hingga pasar.
Arif Hidayat, warga Kampung Lebakcabe, mengungkapkan kekhawatirannya. Menurutnya, kerusakan jalan membuat mobilitas warga sangat terganggu, terutama para petani yang mengangkut hasil panen.
“Setiap hari kami harus ekstra hati-hati. Kalau hujan turun, jalan jadi licin dan berlumpur. Ada warga yang jatuh dari motor, dan mobil pun pernah amblas di depan sekolah,” ujar Arif, Senin (5/5/2025).
Baca Juga: Pendidikan Jadi PR Berat di Lebak, 22.563 Anak Putus Sekolah
Arif menambahkan, selain mengganggu aktivitas ekonomi, jalan rusak juga berdampak pada akses pendidikan. Banyak siswa harus melewati jalan rusak untuk menuju SMP dan SMK yang berada di jalur tersebut.
Warga Harap Pemkab Lebak Bertindak Cepat
Warga berharap Pemkab Lebak tidak menunggu terlalu lama. Menurut mereka, perbaikan infrastruktur dasar seperti jalan harus menjadi prioritas utama karena menyangkut kesejahteraan dan keselamatan masyarakat.
“Kami tidak minta jalan mulus seperti tol, cukup bisa dilalui tanpa waswas. Jangan sampai ada korban baru Pemkab bertindak,” tutup Arif.
Pemdes Mengaku Sudah Mengusulkan ke Pemkab Lebak
Kepala Desa Ciparahu, Aceng Rohman, membenarkan kondisi tersebut. Ia menjelaskan bahwa jalan Cihara–Sukahujan merupakan jalan kabupaten yang telah diajukan dalam Musrenbang tingkat desa dan kecamatan.
“Kami sudah usulkan sejak lama, bahkan jadi prioritas. Tapi belum masuk ke anggaran pembangunan 2025. Mudah-mudahan bisa terealisasi di tahun 2026,” ujar Aceng.
Aceng juga menceritakan bahwa ia pernah membeli batu secara mandiri untuk menutup lubang jalan agar kendaraan bisa lewat dengan aman.
“Ini bentuk keprihatinan kami. Warga sudah banyak yang mengeluh. Jalan ini juga menghubungkan desa-desa lain seperti Lebak Peundeuy dan Cikaret,” tambahnya.
Editor: Imron Rosadi