LEBAK, RADAR24NEWS.COM–Kabupaten Lebak menghadapi tantangan besar dalam dunia pendidikan. Berdasarkan data terbaru dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek pada tahun 2025, tercatat sebanyak 22.563 anak di Lebak tidak mengenyam pendidikan formal. Angka ini menjadikan Lebak sebagai kabupaten dengan jumlah anak tidak sekolah (ATS) tertinggi kedua di Provinsi Banten, hanya sedikit lebih rendah dari Kabupaten Tangerang.
Menurut data tersebut, sekitar 8.462 anak di Lebak telah mengalami putus sekolah (drop out). Rinciannya, 1.677 anak di tingkat SD, 4.079 anak di tingkat SMP, dan 2.706 anak di tingkat SMA. Lebih mengkhawatirkan lagi, ada sekitar 14.101 anak lainnya yang lulus dari jenjang pendidikan sebelumnya, namun memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan mereka. Dari jumlah tersebut, 4.418 adalah lulusan SD dan 9.683 lulusan SMP.
Penyebab Anak Tidak Sekolah di Lebak
Pemerhati Pendidikan Kabupaten Lebak, Agus Aan mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak (Dindik) adalah keberagaman faktor penyebab anak-anak meninggalkan bangku sekolah. Salah satu yang utama adalah masalah ekonomi keluarga.
“Banyak anak yang terpaksa berhenti sekolah untuk membantu perekonomian keluarga mereka,” ujar pria asal Kecamatan Panggarangan ini, Minggu (4/5/2025).
Selain itu, pernikahan dini yang masih terjadi di sejumlah wilayah juga menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka putus sekolah. Tak hanya itu, akses pendidikan yang terbatas di beberapa daerah pelosok, serta kurangnya motivasi untuk melanjutkan pendidikan, juga menjadi kendala besar.
“Bahkan, ada anak-anak yang merasa bahwa pendidikan formal tidak lagi relevan dengan kehidupan mereka,” tutur agus mengutip hasil tesis miliknya berjudul “Analisis Penyebab Anak Putus Sekolah di Kabupaten Lebak”.
Baca Juga: Korsleting Listrik Picu Kebakaran Kobong Ponpes di Warunggunung Lebak
Seruan Kepala Dindik Lebak: Kolaborasi Semua Pihak
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Hari Setiono, menyampaikan bahwa masalah ini menjadi perhatian serius pihaknya. Ia menyebutkan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk masyarakat dan mahasiswa, untuk membantu mengidentifikasi anak-anak yang tidak bersekolah di sekitar mereka.
“Kondisi ini harus menjadi perhatian serius kita semua. Perlu keterlibatan masyarakat untuk mendeteksi anak-anak yang terancam tidak bersekolah. Kami membuka ruang pelaporan bagi masyarakat yang menemukan anak putus sekolah, agar segera ditindaklanjuti,” ujar Hari Setiono dalam wawancaranya dengan Radar24News.
Hari menegaskan bahwa langkah-langkah intervensi seperti pendekatan langsung ke keluarga dan pemberian akses bantuan pendidikan akan terus dilakukan. Ia juga mengingatkan agar tidak ada anak yang dibiarkan kehilangan masa depan hanya karena keterbatasan ekonomi atau masalah sosial lainnya.
Peran Masyarakat dan Mahasiswa dalam Menanggulangi Masalah Ini
Hari menambahkan bahwa Dinas Pendidikan Lebak tengah memperkuat koordinasi dengan berbagai sektor, termasuk aparat desa, tokoh masyarakat, serta organisasi kepemudaan dan mahasiswa. Dengan begitu, pendidikan dapat menjangkau seluruh anak di Lebak tanpa terkecuali.
“Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama. Generasi mendatang tergantung pada pendidikan mereka sekarang,” tegas Hari.
Ia juga menambahkan bahwa penting bagi masyarakat untuk tidak hanya menunggu pemerintah, tetapi berperan aktif dalam memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan yang layak.
Inisiatif yang Dijalankan Dindik Lebak
Sebagai upaya untuk mengatasi persoalan ini, Dinas Pendidikan Lebak telah membuka beberapa program bantuan pendidikan untuk anak-anak yang berisiko tidak bersekolah. Salah satunya adalah program beasiswa untuk anak-anak yang kurang mampu, serta pemberian bantuan biaya operasional pendidikan bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil.
Lebak juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah pelosok dengan menghadirkan tenaga pengajar yang lebih baik dan fasilitas pendidikan yang memadai.
“Selain itu, program-program penyuluhan bagi orang tua, dan masyarakat juga digencarkan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak,” terang Hari.
Menatap Masa Depan Lebak yang Lebih Cerah
Walaupun masalah pendidikan di Lebak masih sangat besar, pihak Dinas Pendidikan tetap optimis dan bertekad untuk memperbaikinya. Komitmen pemerintah daerah dan masyarakat menjadi kunci dalam menyelesaikan masalah ini. Dengan dukungan penuh dari semua pihak, diharapkan tidak ada lagi anak di Lebak yang terlewatkan dari hak dasarnya untuk bersekolah dan bermimpi.
“Jangan biarkan masa depan anak-anak kita hilang hanya karena keterbatasan. Mari bersama-sama wujudkan Lebak sebagai kabupaten yang memprioritaskan pendidikan untuk semua.”
Editor: Imron Rosadi