LEBAK, RADAR24NEWS.COM—Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lebak kembali menjadi sorotan. Dalam waktu empat bulan pertama tahun 2025 saja, sudah tercatat 41 kasus baru. Angka ini memunculkan kekhawatiran akan potensi penyebaran virus yang masih dikelilingi stigma ini, terutama di kalangan generasi muda.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Endang Komarudin, memebanrkan bahwa Dinkes Lebak menemukan 41 kasus HIV/AIDS baru. Temuan tersebut dari bulan Januari hingga April 2025.
Endang mengingatkan bahwa fakta ini menjadi peringatan dini bagi seluruh pihak untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi mengenai penyebaran serta pencegahan virus tersebut.
“Benar, dari Januari hingga April 2025 ada 41 kasus HIV/AIDS baru di Lebak. Karena itu, kami terus gencar melakukan penyuluhan, terutama kepada pelajar dan kalangan muda,” ujar Endang, Kamis (1/5/2025).
Baca Juga: Dindik Lebak Tegaskan Larangan Wisuda dan Perpisahan, Ini Alasanya
Kelompok Rentan dan Pencegahan
Menurutnya, usia muda menjadi kelompok yang rentan, terutama karena minimnya edukasi seksual yang komprehensif dan masih kuatnya mitos seputar HIV/AIDS di masyarakat. Ia menekankan bahwa pihaknya tidak hanya fokus pada angka, tapi juga pada penanganan dan dukungan bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Dinkes Lebak menggandeng sekolah-sekolah dan lembaga masyarakat untuk melaksanakan edukasi preventif.
“Kami ingin stigma terhadap ODHA tidak terus berkembang. Karena itu, edukasi dan empati harus jalan beriringan,” jelas Endang, yang juga Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Lebak.
Endang menambahkan, selain penyuluhan, akses terhadap obat Anti Retro Viral (ARV) juga menjadi perhatian utama.
“Penderita harus rutin mengonsumsi ARV agar bisa tetap sehat dan produktif. Sejauh ini, stok ARV di Lebak tercukupi,” ujarnya.
Tantangan Melawan Stigma
Selain penanganan medis, tantangan terbesar dalam menangani HIV/AIDS adalah stigma sosial. Banyak ODHA yang enggan memeriksakan diri atau mengakses layanan kesehatan karena takut dihakimi.
Dinas Kesehatan Lebak pun menegaskan komitmennya untuk memberikan perlindungan dan pendampingan psikologis kepada pasien.
“Langkah ini diharapkan bisa membantu menurunkan angka penyebaran, sekaligus mendorong masyarakat untuk peduli. Bukan menjauhi,” tutup Endang.
Warga Harap Pemerintah Lebih Aktif
Seorang warga Kecamatan Maja, Euis Marlina (34), menyambut baik langkah Dinkes. Ia berharap edukasi dilakukan secara langsung ke kampung-kampung.
“Masih banyak yang tidak tahu cara penularannya. Kadang orang langsung menjauhi tanpa paham, padahal yang penting itu menjaga perilaku dan saling mendukung,” katanya.
Editor: Imron Rosadi
Temukan Berita Radar24News Google News