LEBAK, RADAR24NEWS.COM–Sorotan tajam mengarah ke RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung, setelah muncul keluhan dari warga yang menyaksikan langsung kondisi darurat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Minimnya jumlah tempat tidur membuat sejumlah pasien harus menjalani tindakan medis darurat di lantai, hanya beralas seadanya.
Pasien IGD RSUD Adjidarmo Terpaksa Ngampar di Lantai
Ari, warga Kalanganyar, Kabupaten Lebak, menceritakan pengalaman keluarganya yang harus mendapatkan perawatan di lantai karena tidak adanya tempat tidur kosong.
“Keluarga saya beberapa hari lalu harus ditangani di lantai, hanya beralas kasur tipis. Tempat tidur penuh. Saya pikir rumah sakit daerah harus punya solusi cepat untuk hal seperti ini,” ujarnya dengan nada kecewa, Jumat (24/4/2025).
Baca Juga: RSUD Adjidarmo Siaga 24 Jam Selama Libur Lebaran, IGD & ICU Tetap Beroperasi
Kondisi memprihatinkan ini tidak hanya dirasakan satu dua pasien. Dalam sehari, RSUD Adjidarmo menerima 40 hingga 60 pasien di IGD, padahal kapasitas ideal ruang tersebut hanya 29 tempat tidur. Situasi ini menciptakan suasana penuh sesak yang rentan membahayakan kenyamanan dan keselamatan pasien.
Anggota DPRD Kabupaten Lebak Angkat Bicara
Menanggapi keluhan itu, anggota Komisi III DPRD Lebak, Regen Abdul Aris, angkat bicara. Ia menyebut fenomena pasien ‘ngampar’ di IGD adalah tamparan keras bagi layanan kesehatan daerah.
“Ini bukan sekadar soal kenyamanan. Ini soal hak dasar pasien untuk mendapatkan penanganan layak. Kami mendesak RSUD dan Pemkab Lebak untuk segera menambah jumlah tempat tidur. Ini darurat!” tegas Regen.
Ruang Transit 27 Bed Segera Difungsikan
Sementara itu, Direktur RSUD dr. Adjidarmo, Budhi Mulyanto, mengakui kondisi tersebut dan menyebut pihaknya sudah menyiapkan ruang transit sebagai solusi jangka pendek.
“Ruang transit sudah kami bangun sejak tahun lalu. Rencananya akan mulai difungsikan pada Mei ini. Nantinya akan tersedia 27 bed atau tempat tidur tambahan untuk pasien IGD yang sudah stabil, sambil menunggu ruang rawat inap tersedia,” jelasnya.
Budhi berharap dengan sistem transit tersebut, tekanan di ruang IGD bisa berkurang secara signifikan.
“Pasien IGD yang tidak lagi kritis akan langsung kami pindahkan ke ruang transit, agar pelayanan lebih cepat dan nyaman,” tambahnya.
Editor: Imron Rosadi