KAB. LEBAK, RADAR24NEWS.COM-Siapa sangka, ratusan warga Kabupaten Lebak kini tengah bersiap meraih mimpi di negeri orang. Tak hanya ke negara-negara Asia seperti Arab Saudi dan Taiwan, beberapa bahkan memilih negara tujuan yang terbilang tak biasa, seperti Polandia dan Uni Emirat Arab (UEA)!
Menurut data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Lebak, hingga April 2025, tercatat sebanyak 227 warga telah mendaftarkan diri sebagai Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI). Mereka menjalani proses verifikasi dokumen resmi untuk dapat bekerja secara legal di luar negeri.
“Berdasarkan data, ada tiga negara tujuan terbanyak CPMI yang berasal dari Kabupaten Lebak. Tiga negara itu yakni Arab Saudi (113 orang), Taiwan (31 orang), dan Malaysia (29 orang),” ungkap Rully Chaeruliyanto, Sekretaris Disnaker Lebak, Kamis (24/4/2025).
Baca Juga: Bambu, Terpal, dan Janji yang Tak Kunjung Tiba: Kisah Pilu Pengungsi Banjir Lebak
Daerah Pengirim Terbanyak berasal dari Lebak Selatan
Lima kecamatan pengirim CPMI terbanyak juga telah terungkap. Wilayah selatan Lebak tampak mendominasi:
- Kecamatan Wanasalam: 25 orang
- Kecamatan Cijaku: 24 orang
- Kecamatan Cirinten: 21 orang
- Kecamatan Malingping: 18 orang
- Kecamatan Rangkasbitung: 13 orang
Menariknya, Kecamatan Sobang menjadi satu-satunya wilayah yang pada tahun 2025 ini tidak memiliki satupun warga yang berangkat menjadi pekerja migran.
“Yang paling banyak itu memang dari wilayah selatan, terutama Wanasalam dan Cijaku,” jelas Rully.
Disnaker Sulit Deteksi Pekerja Migran Ilegal
Meski terus melakukan pendataan, pihak Disnaker Lebak mengaku kesulitan mendeteksi keberadaan pekerja migran nonprosedural alias ilegal. Hal ini disebabkan karena pekerja ilegal tidak melalui proses verifikasi resmi di kantor Disnaker Kabupaten Lebak.
“Terkait CPMI asal Lebak yang berangkat nonprosedural, kami sangat kesulitan untuk mendeteksi. Sebab. Data yang ada di kami hanya mencatat dan memverifikasi CPMI yang mengikuti prosedur resmi. Artinya kemungkinan CPMI asal Lebak yang bekerja di luar negeri ini lebig dari jumlah yang terdata,” tambah Rully.
Impian Tinggi, Risiko Juga Tak Kecil
Keputusan untuk menjadi pekerja migran memang bukan tanpa risiko. Namun bagi banyak warga Lebak, merantau ke luar negeri adalah jalan keluar dari tekanan ekonomi dan impian untuk hidup lebih sejahtera.
Dengan meningkatnya jumlah warga yang berani mengambil langkah besar ini, pemerintah daerah diharapkan terus memperkuat edukasi soal migrasi aman dan prosedural, agar tidak ada lagi warga yang terjebak dalam praktik perdagangan manusia atau kerja paksa.
“Pemkab Lebak harus lebih aktif lagi melakukan edukasi kepada masyarakat, tentang pentingnya bekerja ke luar negeri dengan legal,” singkat Deni, aktivis Pemuda Kecamatan Malingping.
Editor: Imron Rosadi