KAB. LEBAK, RADAR24NEWS.COM-Di balik gemuruh pembangunan dan pidato kemajuan, ada suara lirih dari Kampung Cigobang, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak. Suara yang datang dari hunian sementara berlantai tanah, berdinding bambu, dan beratapkan terpal lusuh. Lima tahun sudah berlalu sejak banjir bandang merenggut rumah dan harapan mereka pada Januari 2020, namun 115 keluarga masih bertahan dalam kesederhanaan yang nyaris menyayat.
Pengungsi Tak Minta Rumah Mewah, Cuman Minta di Tempat Layak
Mereka tak menuntut istana, hanya rumah yang layak, janji yang ditepati, dan kehidupan yang manusiawi.
“Kalau hujan deras, kami hanya bisa peluk anak-anak sambil berdoa semoga tenda ini nggak roboh,” Siti Aminah (39), warga Kampung Cigobang, korban banjir bandang tahun 2020 saat ditemui di Huntara, Kamis (24/4/2025).
Sudah lima tahun Siti Aminah dan keluarganya tinggal di hunian sementara (huntara) yang lebih mirip gubuk darurat. Dindingnya dari anyaman bambu yang mulai keropos, atapnya terpal yang sering bocor. Setiap malam, suara angin yang menembus celah-celah bambu menjadi teman tidur mereka. Siti dan ratusan warga lainnya adalah korban banjir bandang dan longsor di awal Januari 2020 lalu, yang sampai hari ini masih menanti kepastian hunian tetap.
“Kami nggak minta mewah, cuma minta tempat yang layak. Anak saya sudah masuk sekolah dasar tapi belum pernah punya kamar sendiri,” ujar Siti dengan mata berkaca-kaca, sembari memperbaiki terpal yang terlepas dari tiang bambu.
Baca Juga: Kedelai Mahal, Perajin Tempe di Lebak Terpaksa Kurangi Produksi dan PHK Karyawan
Ketika Hujan Bocor, Malam Diterpa Angin
Senada dengan Siti, Ibu Nurlela yang hingga kini masih bertahan huntara pascabanjir bandang dan longsor tahun 2020 lalu. Hidup di balik tenda terpal dan bilik bambu selama lima tahun bukan perkara mudah, apalagi ketika janji relokasi dan hunian tetap dari pemerintah belum kunjung terealisasi.
“Setiap malam saya peluk anak-anak supaya hangat, apalagi kalau hujan angin datang, rasanya seperti mau roboh tenda ini,” tutur Ibu Nurlela (42), warga Kampung Cigobang, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, dengan mata berkaca-kaca.
Ibu Nurlela adalah satu dari 115 kepala keluarga yang hingga kini masih bertahan di hunian sementara (huntara) pascabanjir bandang dan longsor tahun 2020 lalu. Hidup di balik tenda terpal dan bilik bambu selama lima tahun bukan perkara mudah, apalagi ketika janji relokasi dan hunian tetap dari pemerintah belum kunjung terealisasi.
“Dulu dijanjiin cuma sebentar di huntara, tapi ini udah masuk tahun kelima. Anak saya sampai tumbuh besar di sini. Mau pindah ke mana juga enggak ada pilihan,” tambahnya lirih.
DPRD Lebak Ikut Bersuara
Kondisi memilukan ini memantik perhatian anggota Fraksi Partai NasDem DPRD Kabupaten Lebak, Medi Juanda. Dalam rapat paripurna DPRD yang membahas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati tahun 2024, Medi menyuarakan kekecewaannya atas lambannya penanganan relokasi warga korban banjir.
“Saya sebagai warga asli Lebak Gedong sedih sedih melihat warga kita, korban banjir bandang di Kecamatan Lebakgedong, dari tahun 2020 sampai sekarang masih tinggal di huntara. Ini sudah tidak manusiawi. Ke mana pemerintah selama ini?” tegas Medi dengan nada tinggi.
Ia mendesak Pemerintah Kabupaten Lebak di bawah kepemimpinan Bupati Moch Hasbi Asyidiki Jayabaya dan Wakil Bupati Amir Hamzah agar segera merealisasikan pembangunan hunian tetap.
“Saya minta, mereka segera pindah ke rumah yang layak. Jangan terus terperangkap dalam janji,” kata Medi.
Bupati Lebak Berusaha Maksimal
Menanggapi kritik tersebut, Bupati Lebak Moch Hasbi Asyidiki Jayabaya menyebut bahwa proses penyediaan hunian tetap terkendala oleh perubahan kebijakan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Menurutnya, skema bantuan yang semula menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) kini diubah menjadi program Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR), yang membuat prosesnya menjadi lebih rumit dan memakan waktu.
“Memang ini jadi tantangan, tapi kami tidak diam. Dalam tiga hari ini kami intens berkomunikasi dengan BNPB, dan hari ini kami sudah dapat jawaban positif. Saya akan kawal langsung bersama BPBD,” ujar Hasbi di Gedung DPRD Lebak.
Editor: Imron Rosadi