PANDEGLANG, RADAR24NEWS.COM-Di tengah gemuruh Sungai Cibuluh yang tak pernah berhenti mengalir, berdiri semangat yang lebih deras, semangat gotong royong warga Desa Manglid, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang. Setelah puluhan tahun hidup dalam keterisolasian, warga akhirnya mengambil langkah berani: membangun jembatan dengan tangan sendiri, demi masa depan yang lebih baik.
Masyarakat Bersatu untuk Mewujudkan Harapan
Selama ini, delapan kampung yang terpisah oleh sungai Cihaur, Rancawalang, Cibanteng, Palawijo, Umbulan Satu, Umbulan Dua, Cikiara, dan Cinyurup—hanya bisa diakses saat musim kemarau atau ketika air surut. Saat hujan mengguyur, arus sungai menjadi ancaman nyata. Tak jarang, anak-anak harus absen sekolah, dan para ibu menunda belanja ke pasar karena takut menyeberangi sungai yang meluap.
“Kalau musim hujan, airnya bisa sangat deras. Anak-anak enggak bisa ke sekolah, ibu-ibu susah belanja. Kami seperti terjebak di kampung sendiri,” ujar Sanusi, Kepala Desa Manglid, dengan suara lirih, Rabu (23/4/2025).
Baca Juga: Pemkab Pandeglang Dukung RKUD ke Bank Banten, Namun Soroti Kesiapan Infrastruktur Layanan
Warga Terisolasi Bertahun-Tahun
Tak ada alat berat, tak ada tukang profesional—hanya cangkul, kayu, tali, dan semangat persaudaraan. Setiap paku yang ditancapkan, setiap balok yang diangkat, adalah simbol dari tekad kuat masyarakat yang tak ingin anak-anak mereka terus mewarisi keterbatasan.
“Kami bangun jembatan bukan cuma untuk hari ini, tapi untuk masa depan. Biar anak-anak kami bisa sekolah tanpa takut hanyut,” kata Rina, seorang ibu rumah tangga yang rela menyumbang bahan makanan untuk para pekerja.
Didukung Relawan dari Bandung
Kini, harapan itu mulai dibangun. Berkat bantuan relawan Cisaka dari Kabupaten Bandung, warga bisa memulai pembangunan jembatan sepanjang 12 meter dan lebar dua meter. Jembatan ini nantinya akan menjadi akses penting bagi sepeda motor dan pejalan kaki.
“Total biayanya lebih dari Rp300 juta. Tapi bukan soal angka, ini soal harapan yang dibangun bersama. Kami kerja bakti tiap hari, warga dari delapan kampung datang bergiliran,” kata Camat Cibitung, Muhaimin, saat meninjau lokasi pembangunan, Rabu (23/4/2025).
Proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, tapi juga pembangunan harapan. Jembatan itu nantinya bukan hanya menghubungkan dua tepi sungai, tapi juga menyambungkan mimpi-mimpi yang selama ini terhalang arus.
Editor: Imron Rosadi