KOTA TANGSEL, RADAR24NEWS.COM–Seorang pria berinisial AA (34), yang dikenal sebagai guru hadroh di wilayah Serua, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, ditangkap polisi setelah diduga mencabuli tiga bocah laki-laki. Ketiga korban berinisial R (7), H (7), dan R (9) mengaku mengalami kekerasan seksual dalam bentuk sodomi dengan frekuensi berbeda.
Kronologis versi Warga
Salah satu warga sekitar, Iwan Setiawan (48) menuturkan, kasus dugaan pencabulan tersebut pertama kali diketahui dari anaknya. Saat itu anaknya mendengar pembicaraan dari para korban.
“Saya mendapat laporan dari anak, dimana anak saya mendengar obrolan korban yang digerayangi saat latihan hadroh,” ungkapnya saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (16/4/2025).
Setelah mendapatkan laporan dari anaknya tersebut, Iwan bersama sejumlah warga langsung mendatangi AA untuk menanyakan langsung terkait hal tersebut. Betapa kagetnya Iwan ketika AA dengan tenang mengakui perbuatannya.
“Mendegar jawaban itu, kami langsung melaporkan ke polisi melalui layanan hotline,” terangnya.
Polisi Menangkap Pelaku
Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Bambang Askar Sodiq, membenarkan bahwa terungkapnya kasus ini berawal dari laporan masyarakat yang disampaikan melalui layanan hotline kepolisian.
“Setelah menerima laporan pada Minggu malam, 13 April 2025, petugas segera bergerak ke lokasi dan mengamankan terduga pelaku,” ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan, korban R mengalami pencabulan sebanyak lima kali, H empat kali, dan R dua kali. Polisi menduga tindakan pelaku dilatarbelakangi oleh penyimpangan seksual. Saat ini, penyelidikan lebih lanjut dilakukan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan (Tangsel) untuk mendalami kemungkinan adanya korban lainnya.
“Pelaku sudah diamankan, dan sekarang ditangani oleh PPA Polres Tangsel,” pungkasnya.
Diketahui, AA sendiri diketahui bekerja sebagai karyawan swasta dan baru tinggal di lingkungan tersebut selama tiga bulan terakhir. Selama itu pula, pelaku aktif mengajar hadroh dan mengaji kepada anak-anak di masjid dan musala sekitar. Kegiatan tersebut diduga menjadi kedok untuk mendekati dan melancarkan aksinya terhadap anak-anak.
Editor: Imron Rosadi