KABUPATEN LEBAK, RADAR24NEWS.COM–Di tengah harapan panen yang melimpah, para petani padi di Kampung Pasir Gebang, Desa Cisarap, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, justru harus berhadapan dengan kenyataan pahit: jalan utama menuju sawah dan pasar rusak parah selama satu dekade terakhir. Lumpur bukan hanya menghambat roda kendaraan, tetapi juga memupus harapan akan harga jual yang layak. Di jalur yang seharusnya menjadi nadi ekonomi pertanian, kini motor sering terjungkal dan gabah pun berserakan di tanah.
Sudah 10 Tahun Dibiarkan Rusak
Bukannya diberi fasilitas untuk mendongkrak produktivitas, petani di jantung lumbung pangan Banten justru harus berkubang di jalan rusak setiap musim panen dan tanam. Jalan penghubung tiga desa – Cisarap, Parungpanjang, dan Cipedang – bukan lagi disebut akses, tapi ‘rintangan’. Ironis, karena dari lahan seluas 2.200 hektare ini, Banten mendapat suplai padi tiga kali setahun. Tapi mana balas budinya?
“Bagi petani disini, motor kalau ngeguling (terjungkal) saat bawa gabah sudah biasa, karena jalan sama area sawah sama lumpurnya,” keluh Ujang, salah satu petani Desa Cisarap, Kecamatan Wanasalam, Minggu (13/4/2025).
Baca Juga: Geger! Ular Sanca 4 Meter Nongol dari Kloset Warga Citra Maja Raya Lebak
Hasan (54), petani lainnya juga mengungkapkan kekesalannya. Jalan tersebut sudah lama rusak. Namun tidak ada upaya pemerintah untuk memperbaikinya. Padahal jalan tersebut merupakan akses satu-satunya petani dan warga setempat.
“Jalan ini udah rusak dari dulu, tapi kami tetap harus lewat sini. Kalau mau jual gabah, harus muter jauh, kadang rugi di ongkos. Kadang naik motor, gabah bisa tumpah, dan kalau hujan, ya jalan penuh lumpur,” tuturnya dengan nada kecewa.
Lumbung pangan? Atau lumbung penderitaan?
Plt Camat Wanasalam, Cece Saputra, membenarkan jalan tersebut sudah lama rusak. Padahal jalan tersebut merupakan akses ke lumbung pangan Provinsi Banten. Cece mengatakan bahwa pihaknya sudah mengusulkan perbaikan jalan tersebut ke Pemkab lebak, Pemrov Banten. Bahkan Pemerintah Pusat.
“Semoga segera dibangun, kami sudah memperjuangkannya melalui Musrembang (Musyawarah Rencana Pembangunan-red),” pungkasnya.