KOTA TANGERANG, RADAR24NEWS.COM–Aroma sate yang mengepul, tawa anak muda yang bersahut-sahutan, dan alunan musik jalanan menciptakan harmoni khas yang hanya bisa ditemui di satu tempat: Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang. Bukan sekadar tempat berburu makanan, kawasan ini menjelma menjadi ruang nostalgia dan pelarian warga dari penatnya rutinitas. Di tengah riuh pengunjung dan gemerlap jajanan kekinian, terselip cerita-cerita hangat yang menghidupkan akhir pekan di kota ini.
Lonjakan Pengunjung dan Suasana Semakin Meriah
Di antara hiruk-pikuk pengunjung, Halimah (42), penjual dimsum yang sudah berjualan lebih dari tujuh tahun, tampak tak henti melayani antrean. Wajahnya lelah, tapi senyumnya tak pernah absen.
“Kalau malam Minggu begini, bisa sampai 500 porsi habis. Capek, iya… tapi hati senang lihat orang antre sambil ketawa-tawa, ngajak anak, pacar, sampai orang tua,” katanya sambil sesekali membolak-balik kukusan bambu berisi dimsum hangat.
Bagi Halimah, Pasar Lama bukan sekadar tempat jualan. Ia menyebutnya “panggung kehidupan.” Di sinilah ia menyaksikan ratusan wajah berbeda datang dan pergi, masing-masing membawa cerita.
Lebih dari Sekadar Kuliner, Ini Soal Nostalgia
Salah satunya, Adzan Fahrenza (34), warga Karawaci yang malam itu datang bersama istrinya. Duduk di tikar pinggir sungai, mereka memegang es tebu dan seporsi bakso bakar, sembari berbagi tawa.
“Tempat ini ngingetin waktu saya dan istri masih pacaran. Belinya masih pakai uang jajan,” ucapnya sembari tertawa kecil. “Sekarang kita datang lagi, bawa kenangan, bawa cerita,” ucapnya.
Tepi Sungai Cisadane Jadi Spot Favorit Baru
Sementara itu, di tepi Sungai Cisadane yang kini disulap menjadi jalur kuliner santai, Amel (23), mahasiswi yang baru pertama kali datang, tampak menikmati seblak di tangannya.
“Baru pertama kali ke sini, dan langsung jatuh cinta. Suasananya adem, makanannya enak, terus banyak tempat duduk santai. Kayak nonton konser kuliner,” ujarnya sambil tertawa.
Daya tarik Pasar Lama memang tak lagi soal makanan semata. Ini tentang suasana. Tentang bagaimana jalanan berubah jadi ruang temu. Tentang bagaimana jajanan sederhana membangkitkan memori manis.
Kini, kawasan yang dulu hanya sekadar spot jajanan malam, menjelma menjadi ruang sosial kota—tempat di mana makanan, cerita, dan rasa menyatu.
Dan di setiap suapan, terselip rasa hangat… bukan cuma dari bumbu, tapi dari kenangan yang terus hidup di tengah riuh Pasar Lama Tangerang.
Editor: Imron Rosadi