KOTA SERANG, RADAR24NEWS.COM–Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Serang pada Jumat siang (11/4/2025) mengakibatkan tembok penahan tanah (TPT) milik Perumahan Fulvian Residence ambruk. Insiden ini menyebabkan tiga ruang belajar milik Pondok Pesantren Ma’had Al-Aqbary Kampus 1 di Kelurahan Drangong, Kecamatan Taktakan, mengalami kerusakan berat akibat tertimpa longsoran.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 WIB, tepat setelah salat Jumat, saat intensitas hujan tinggi melanda kawasan tersebut.
“Peristiwa ini dipicu oleh robohnya TPT milik Perumahan Fulvian Residence. Saat kejadian, hujan deras sedang mengguyur dan langsung menyebabkan material tembok menghantam area pesantren,” ungkap Afif Novianto, tenaga pendidik Ma’had Al-Aqbary, Sabtu (12/4/2025).
Baca Juga: Jangan Cawe-Cawe! Amunisi Peringatkan Kades & Polisi Jelang PSU Pilkada Serang
Tiga Ruang Belajar Rusak Parah
Akibat kejadian ini, dua ruang kelas dan satu ruang studio multimedia mengalami kerusakan serius. Fasilitas pembelajaran seperti meja, kursi, laptop, kamera, dan televisi rusak, bahkan beberapa di antaranya terendam banjir.
“Kerusakan cukup parah. Dua ruang kelas dan satu studio multimedia terdampak langsung. Seluruh peralatan di dalam ruangan rusak akibat tertimpa tembok dan tergenang air,” jelas Afif.
Tidak Ada Korban Jiwa
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini karena kegiatan belajar mengajar sedang libur. Para santri baru dijadwalkan kembali ke pesantren pada keesokan harinya, Sabtu (12/4/2025).
“Bersyukur, tidak ada korban jiwa. Para santri belum kembali karena aktivitas pesantren baru dimulai esok harinya,” tambahnya.
Pihak Pesantren Minta Tanggung Jawab Pengembang
Pihak Ma’had Al-Aqbary telah melaporkan kejadian ini kepada RT setempat dan meminta pertanggungjawaban dari pihak pengembang Perumahan Fulvian Residence. Disebutkan pula bahwa ini merupakan kejadian kedua, dan yang terparah dibanding sebelumnya.
“Kami berharap pengembang bertanggung jawab atas kerusakan ini. Ini sudah kejadian kedua, dan kali ini dampaknya sangat besar,” tegas Afif.
Saat ini, proses evakuasi dan pembersihan puing dilakukan secara swadaya oleh pihak pesantren, sambil menunggu tindakan lanjutan dari pengembang maupun pemerintah daerah.
Editor: Imron Rosadi