TANGERANG, RADAR24NEWS.COM-Memasuki pertengahan Ramadhan 2025, pola belanja masyarakat di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengalami perubahan signifikan. Jika di awal Ramadhan pasar dan pusat perbelanjaan dipadati pembeli, kini aktivitas belanja justru mengalami penurunan.
Fenomena ini terungkap dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) ke sejumlah pasar pada Rabu (19/3/2025).
Lalu, apa yang menyebabkan daya beli warga Tangsel turun pertengahan Ramadhan? Berikut tiga faktor utamanya:
1. Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, mengungkapkan bahwa perubahan pola konsumsi menjadi salah satu faktor utama turunnya daya beli warga di pertengahan Ramadhan. Di awal bulan puasa, masyarakat cenderung lebih antusias berbelanja kebutuhan sahur dan berbuka. Namun, seiring waktu, pola konsumsi mulai berubah.
“Mungkin di awal Ramadhan masyarakat lebih sering membeli makanan untuk berbuka dan sahur, namun di pertengahan puasa, pola makan bisa mulai bergeser. Ada yang mungkin tidak sahur atau lebih memilih makanan sederhana,” ujar Pilar saat melakukan sidak di Pasar Ceger, Pondok Aren.
Baca juga: Pemkot Tangsel Alokasikan Rp102 Miliar untuk THR ASN dan Non-ASN
2. Menyimpan Anggaran untuk Kebutuhan Lebaran
Menjelang akhir Ramadhan, masyarakat mulai mengalihkan fokus ke persiapan Hari Raya Idul Fitri. Pengeluaran untuk keperluan seperti pakaian baru, kue lebaran, dan biaya perjalanan mudik menjadi prioritas utama. Hal ini menyebabkan pengeluaran untuk kebutuhan harian sedikit berkurang di pertengahan bulan.
“Biasanya di awal dan akhir Ramadhan daya beli meningkat. Namun, di tengah-tengah Ramadhan memang ada kecenderungan masyarakat lebih berhemat agar bisa menyiapkan kebutuhan Lebaran,” jelas Pilar.
3. Stabilitas Harga Sembako dan Panen yang Melimpah
Berdasarkan pantauan, harga sembako dan komoditas cenderung stabil di pertengahan Ramadhan. Bahkan, beberapa bahan pokok mengalami penurunan harga akibat hasil panen yang melimpah dari berbagai daerah.
“Kondisi ini membuat masyarakat tidak merasa terburu-buru membeli bahan pokok, dalam jumlah besar karena harga masih dalam batas wajar,” tutupnya.
Antisipasi Pemkot Tangsel
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel, Abdil Azis, menambahkan bahwa meskipun daya beli masyarakat menurun, harga sejumlah komoditas justru mengalami penurunan. Misalnya, harga cabai rawit yang sempat menyentuh Rp170 ribu per kilogram di awal Ramadhan kini turun menjadi Rp90 ribu hingga Rp130 ribu.
“Kami akan terus memantau harga dan pasokan bahan pokok hingga Idul Fitri. Jika ada kenaikan harga yang signifikan, kami akan melakukan langkah-langkah seperti mengadakan bazar sembako murah,” pungkasnya.
Editor: Imron Rosadi