LEBAK, RADAR24NEWS.COM–Harga minyak goreng merek MinyaKita di Kabupaten Lebak melonjak hingga Rp18 ribu per liter, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp15.700. Tak hanya itu, sejumlah pedagang dan konsumen juga mengeluhkan takaran botol MinyaKita yang diduga tidak sesuai standar. Kondisi ini membuat pedagang merasa dirugikan, sementara pembeli mulai beralih ke minyak goreng curah.
Harga MinyaKita di Pasar Lebak Melebihi HET
Di pasar tradisional Sampay, Kecamatan Warunggunung, para pedagang menjual MinyaKita dalam kemasan pouch seharga Rp18 ribu per liter, sementara botol MinyaKita dijual Rp17 ribu per liter. Pedagang mengeluh bahwa harga yang tinggi membuat daya beli masyarakat menurun, sementara mereka juga harus tetap menjual produk tersebut agar tidak merugi.
“Saya jual MinyaKita botol seharga Rp17.000, tapi isinya hanya 900 ml. Sementara kemasan pouch memang penuh, tapi harganya mencapai Rp18.000. Banyak konsumen yang mengeluh,” ujar Uun, pedagang bumbu dapur di Pasar Sampay, Selasa (18/3/2025).
Baca juga: 423 Pasangan Remaja di Lebak Nekat Nikah Muda, Mayoritas Usia 15-19 Tahun
Pedagang dan Konsumen Dirugikan
Menurut Uun, selain harganya yang mahal, MinyaKita botol yang beredar di pasaran diduga tidak sesuai takaran yang seharusnya. Hal ini membuat pedagang merasa dirugikan karena selain kesulitan menjual dengan harga tinggi, mereka juga harus menghadapi keluhan dari konsumen.
“Harganya makin naik, tapi isinya malah berkurang. Sebagai pedagang, saya jelas dirugikan. Kalau kondisi ini terus berlanjut, pembeli pasti enggan membeli lagi,” keluhnya.
Harapan Pedagang
Pedagang dan pembeli berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengendalikan harga MinyaKita serta memastikan produk yang beredar sesuai dengan ketentuan. Mereka juga meminta pengawasan lebih ketat terhadap produsen agar tidak terjadi kondisi dalam takaran.
“Semoga pemerintah bisa menstabilkan harga MinyaKita sesuai dengan HET, biar kami juga tidak kesulitan menjualnya,” harap Uun.
Keluhan Pembeli
Keluhan serupa juga datang dari konsumen. Atikah, seorang pembeli, mengaku kecewa setelah mengetahui bahwa isi MinyaKita botol lebih sedikit dibandingkan kemasan pouch.
“Saya awalnya pakai yang pouch, lalu coba yang botol. Tapi begitu dicek di rumah, ternyata isinya lebih sedikit dari yang di pouch. Sejak tahu itu, saya beralih ke minyak goreng curah, meskipun kualitasnya di bawah MinyaKita,” kata Atikah.
Editor: Imron Rosadi