TANGERANG, RADAR24NEWS.COM–Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Perhubungan (Dishub) resmi meniadakan program mudik gratis 2025 yang sebelumnya rutin digelar setiap tahun. Keputusan ini mengejutkan banyak warga yang telah menantikan fasilitas tersebut untuk pulang kampung saat Lebaran.
Dishub Tangsel menjelaskan bahwa anggaran yang biasanya dialokasikan untuk mudik gratis kini dialihkan ke program lain yang dianggap lebih prioritas. Lalu, apa alasan utama di balik kebijakan ini? Simak penjelasannya!
Fokus pada Program “Tangsel Terang”
Kepala Dishub Tangsel, Ayep Jajat Sudrajat, mengungkapkan bahwa dana yang sebelumnya digunakan untuk mudik gratis akan dialihkan guna mendukung program “Tangsel Terang”, yaitu peningkatan penerangan jalan umum di seluruh kota.
“Tahun ini, kami fokus pada program prioritas Wali Kota, yaitu ‘Tangsel Terang’. Kami perlu memastikan semua lampu penerangan jalan umum berfungsi dengan baik,” ujar Ayep, Jumat (14/3/2025).
Alokasi Anggaran untuk Penerangan Jalan Umum
Ayep menambahkan bahwa biaya operasional untuk menjaga penerangan jalan umum di Tangsel mencapai sekitar Rp55 miliar per tahun. Dengan adanya penambahan titik lampu penerangan jalan umum yang ditargetkan pada tahun 2025, anggaran tersebut akan semakin meningkat.
“Kami menargetkan pemasangan ratusan lampu penerangan jalan umum baru tahun ini. Dengan demikian, biaya listrik tahunan juga akan bertambah,” jelasnya.
Dampak bagi Masyarakat
Meskipun program mudik gratis tahun lalu mendapat sambutan positif dari masyarakat, Dishub Tangsel merasa perlu mengalokasikan anggaran untuk program yang dianggap lebih mendesak demi kepentingan masyarakat luas.
“Kami memahami bahwa mudik gratis sangat membantu masyarakat. Namun, kami juga harus memprioritaskan program lain yang memiliki dampak lebih luas,” pungkas Ayep.
Tanggapan Warga Kota Tangsel
Keputusan ini menuai beragam reaksi dari masyarakat, terutama mereka yang setiap tahun mengandalkan program mudik gratis. Salah satu warga Kecamatan Setu, Kota Tangsel, Samsul (40), mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan ini.
“Saya dan keluarga selalu ikut mudik gratis setiap tahun, karena biayanya sangat membantu. Sekarang dengan dihapusnya program ini, tentu kami harus mencari alternatif lain yang lebih mahal,” ujarnya.
Senada dengan Rahmat, Desi Rahmawati (32), seorang ibu rumah tangga asal Kecamatan Pamulang, juga mengungkapkan kekhawatirannya.
“Mudik gratis sangat membantu kami, terutama bagi yang ekonomi pas-pasan. Kami berharap ada solusi lain dari pemerintah,” katanya.
Editor: Imron Rosadi