TANGERANG, RADAR24NEWS.COM–Sepanjang tahun 2025, sebanyak 1.746 warga Kota Tangerang terkonfirmasi mengidap Tuberkulosis (TBC). Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menunjukkan bahwa penyakit menular ini masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Minimnya kesadaran akan gejala awal serta keterlambatan dalam pengobatan disebut sebagai faktor utama peningkatan kasus ini.
Lonjakan Kasus dan Upaya Penanganan
Kepala Dinkes Kota Tangerang, Dini Anggraeni, mengungkapkan bahwa meskipun pada tahun 2025 ditemukan 1.746 kasus baru, sepanjang tahun 2024 pihaknya telah berhasil menangani 13.382 kasus atau 92 persen dari 14.687 total kasus yang terdeteksi sepanjang 2024.
“Untuk memutus mata rantai penyebaran, kami berupaya mencari kasus TBC sebanyak mungkin dan memastikan pengobatan dilakukan hingga tuntas,” kata Dini, Senin (10/3/2025).
Baca juga: Kabar Baik! Tukin ASN Pemkab Tangerang Akan Cair Senin, 10 Maret 2025
Strategi Dinkes: Skrining dan Pengobatan Intensif
Dinkes Kota Tangerang telah menerapkan berbagai langkah strategis untuk menekan penyebaran TBC, di antaranya:
- Skrining aktif dengan rontgen mobile yang langsung menyasar masyarakat.
- Penggunaan 16 laboratorium Tes Cepat Molekuler (TCM) guna memastikan diagnosis yang akurat.
- Kolaborasi dengan Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan untuk melakukan bedah rumah tidak layak huni bagi pasien TBC, khususnya yang memiliki masalah sanitasi dan sirkulasi udara yang buruk.
“Kami terus berupaya menambah unit laboratorium setiap tahun guna meningkatkan efektivitas deteksi dini,” tambahnya.
Peran Kader Asmara TBC dan Teknologi Digital
Selain itu, Dinkes juga mengandalkan kader Asmara TBC yang bertugas membantu tenaga medis di puskesmas untuk melakukan:
- Tracing pasien TBC di lingkungan masyarakat.
- Memastikan pasien menjalani pengobatan secara tuntas guna mencegah resistensi obat yang dapat memperpanjang proses penyembuhan.
Sebagai bentuk pengawasan yang lebih ketat, Pemkot Tangerang juga memanfaatkan aplikasi Sistem Informasi TB (SITB) dari Kementerian Kesehatan RI untuk memantau perjalanan pengobatan pasien, termasuk jika pasien berpindah domisili.
Masyarakat Diimbau untuk Tidak Takut Periksa
Dini juga mengajak masyarakat untuk lebih proaktif dalam memeriksakan diri jika mengalami gejala TBC. Deteksi dini sangat penting agar penyakit ini tidak menyebar ke keluarga dan lingkungan sekitar.
“Jangan ragu dan jangan takut untuk melaporkan kondisi kesehatan. Tidak perlu khawatir karena TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan selama 6 bulan secara tuntas. Tetap jaga kebersihan rumah, lingkungan, dan terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam keseharian,” pungkasnya.
Editor: Imron Rosadi