LEBAK, RADAR24NEWS.COM–Akses jalan menuju destinasi wisata Negeri di Atas Awan di Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, kembali normal setelah sempat terputus akibat longsor. Saat ini, kendaraan roda dua dan roda empat sudah bisa melintas di Jalan Cipanas-Warung Banten.
Proses Pembukaan Akses Lebih Cepat
Camat Sobang, Sukarna Jaya, mengungkapkan bahwa proses pembukaan akses jalan yang tertutup material longsor berlangsung cepat berkat gotong royong warga bersama TNI dan Polri. Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) juga mengerahkan alat berat untuk mempercepat pembersihan.
“Sekarang jalan sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Kemarin, kami bersama warga, TNI, dan Polri bahu-membahu membersihkan material longsor. Ditambah satu alat berat yang diturunkan DPUPR Banten, sehingga proses pembukaan akses lebih cepat,” kata Sukarna saat dikonfirmasi jurnalis Radar24News, Senin (10/3/2025).
Baca juga: Diguyur Hujan Lebat, Jalan Menuju Wisata Negeri di Atas Awan Lebak Kembali Longsor
Menurut Sukarna, longsor di titik jalan tersebut sudah terjadi dua kali. Namun, longsor kali ini lebih parah karena menyebabkan akses ke Negeri di Atas Awan benar-benar tertutup. Tebing setinggi 50 meter runtuh, menutup seluruh badan jalan.
“Longsor yang terjadi pada Sabtu, 8 Maret 2025, lebih parah dibandingkan kejadian beberapa bulan lalu. Kali ini, longsor benar-benar memutus akses jalan,” jelasnya.
Kapolres Lebak: Alat Berat Disiagakan Antisipasi Longsor Susulan
Terpisah, Kapolres Lebak, AKBP Herfio Zaki, menyatakan bahwa saat terjadi longsor, pihaknya langsung berkoordinasi dengan DPUPR Banten untuk segera menurunkan alat berat agar akses jalan bisa dibuka secepat mungkin.
“Kami juga meminta DPUPR Banten untuk menyiagakan alat berat di lokasi, guna mengantisipasi longsor susulan. Meskipun saat ini akses jalan sudah kembali normal, langkah jangka panjang tetap perlu dilakukan,” ujarnya.
Sebagai solusi jangka panjang, DPUPR Banten berencana membangun jembatan di titik longsor pada Mei 2025 guna mencegah kejadian serupa terulang.
Editor: Imron Rosadi





































