TANGERANG, RADAR24NEWS.COM–Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali menghantam industri manufaktur. PT Victory Ching Luh, perusahaan sepatu ternama yang memproduksi merek global seperti Puma, Brooks, dan Nike, resmi memberhentikan 2.000 karyawannya. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama para pekerja yang kini menghadapi ketidakpastian ekonomi, serta berdampak pada perekonomian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang.
Pemkab Tangerang Ambil Langkah Strategis
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Tangerang, Rudi Hartono, mengungkapkan bahwa tidak semua dari 2.000 karyawan yang terkena PHK merupakan warga Kabupaten Tangerang. Namun, Pemkab Tangerang berkomitmen untuk meminimalkan dampak sosial dan ekonomi akibat PHK massal ini.
Salah satu langkah yang diambil adalah membuka Balai Latihan Kerja (BLK) di Kecamatan Kosambi. Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada para karyawan yang terkena PHK agar dapat beralih ke sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Kami ingin uang pesangon yang diterima para pekerja bisa dimanfaatkan untuk usaha di sektor UMKM dengan mengoptimalkan konsumsi dalam negeri. Oleh karena itu, kami akan memberikan pelatihan dan menyiapkan pasarnya,” ujar Rudi kepada Radar24news.com, Kamis (6/3/2025).
Baca juga: Pabrik PT Boss di Balaraja Tangerang Diduga Beroperasi Tanpa Izin, Warga Keluhkan Polusi
PHK Meluas, Ribuan Karyawan Terkena Dampak
Tidak hanya PT Victory Ching Luh, gelombang PHK juga terjadi di perusahaan lain. Sebanyak 1.500 karyawan PT Adis Dimension Footwear turut mengalami PHK. Dengan demikian, sepanjang tahun ini, total 3.500 karyawan telah kehilangan pekerjaan di Kabupaten Tangerang.
“Sebanyak 3.500 karyawan diberhentikan bukan karena kontraknya habis, tetapi karena kondisi yang memaksa perusahaan mengambil langkah ini,” jelas Rudi.
Selain itu, PT Mayora Indah Tbk di Kecamatan Jayanti juga mengakhiri kontrak kerja 1.000 karyawan. Berbeda dari PHK sebelumnya, pemutusan hubungan kerja di PT Mayora dilakukan karena masa kontrak yang telah habis.
“Perusahaan yang melakukan PHK ini bukan karena ketidakmampuan membayar gaji, melainkan karena sepinya pesanan yang mengakibatkan penurunan produksi,” pungkas Rudi.
Dampak dan Harapan ke Depan
PHK massal ini tidak hanya berdampak pada ribuan karyawan yang kehilangan pekerjaan tetapi juga berimbas pada perekonomian daerah. Diharapkan, dengan adanya program pelatihan dan dukungan dari pemerintah, para pekerja terdampak dapat segera bangkit dan menemukan peluang baru di sektor lain.
“Pemkab Tangerang terus berupaya mencari solusi terbaik, agar dampak PHK ini tidak semakin meluas. Program pelatihan, dan dukungan UMKM diharapkan mampu menjadi solusi bagi para karyawan yang kehilangan pekerjaannya,” pungkas Rudi.
Editor: Imron Rosadi