TANGERANG, RADAR24NEWS.COM-Tim Presisi Polres Tangerang Selatan berhasil menggagalkan aksi perang sarung yang diduga akan berujung tawuran di Ciputat, Tangerang Selatan. Enam remaja yang tengah bersiap di depan sebuah minimarket di Jalan Aria Putra diamankan petugas pada Senin (3/3) dini hari.
Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Bambang Askar Sodik, mengungkapkan bahwa keenam remaja tersebut dicegah sebelum sempat melakukan aksi berbahaya mereka.
“Mereka diamankan oleh Tim Presisi Polres Tangsel dan diberikan pembinaan serta pengarahan agar tidak mengulangi perbuatannya,” ujar Bambang, Selasa (4/3/2025).
Modus dan Barang Bukti
Dari hasil pemeriksaan, para remaja yang diamankan berinisial MA (19), ZR (20), AR (17), HA (16), RA (19), dan MA (16). Polisi juga menemukan enam sarung yang sudah dimodifikasi dengan gulungan berisi batu, diduga untuk digunakan dalam bentrokan.
“Beruntung, saat diamankan, mereka tidak membawa senjata tajam. Namun, sarung yang mereka gunakan sudah dimodifikasi dan bisa berbahaya,” tambah Bambang.
Peran Orang Tua dalam Pengawasan
Sebagai tindak lanjut, polisi memanggil orang tua serta pihak RT/RW setempat untuk memberikan pembinaan kepada para remaja tersebut. Masing-masing diminta menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatan serupa.
Bambang juga mengimbau kepada para orang tua agar lebih aktif mengawasi anak-anaknya, terutama di bulan Ramadan, di mana fenomena perang sarung kerap terjadi dan berpotensi memicu aksi kekerasan.
“Kami meminta peran aktif orang tua, guru, serta lingkungan sekitar agar anak-anak tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah. Ramadan sebaiknya diisi dengan kegiatan positif, bukan tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain,” tutupnya.
Baca juga: Tahun ini, Pemkot Tangsel Anggarkan Rp27 Miliar untuk Program Bedah Rumah
Warga Resah dengan Aksi Perang Sarung
Aksi perang sarung ini mendapat perhatian warga sekitar, yang mengaku resah dengan maraknya kejadian serupa di bulan Ramadan. Mulyadi (45), seorang warga setempat, mengungkapkan kekhawatirannya.
“Setiap Ramadan, perang sarung ini selalu ada. Awalnya mereka bercanda, tapi lama-lama jadi serius dan berujung tawuran. Ini bikin warga tidak nyaman, terutama yang pulang kerja malam atau beraktivitas dini hari,” kata Mulyadi.
Senada dengan Mulyadi, Rina (38), seorang ibu rumah tangga, juga merasa khawatir dengan keselamatan anak-anak di lingkungan sekitar.
“Anak-anak ini sering kumpul larut malam. Kami sebagai orang tua takut kalau sampai terjadi hal yang tidak diinginkan. Semoga polisi bisa terus melakukan patroli dan memberikan edukasi supaya kejadian seperti ini tidak terulang,” harapnya.
Editor: Imron Rosadi