PANDEGLANG, RADAR24NEWS.COM–Harapan masyarakat Kabupaten Pandeglang untuk kembali memiliki jalur kereta api tampaknya harus tertunda. Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dikabarkan membatalkan rencana reaktivasi rel kereta api Rangkasbitung-Pandeglang pada tahun 2025. Pembatalan ini dilakukan sebagai bagian dari kebijakan efisiensi anggaran.
Reaktivasi Rel Terhenti Akibat Efisiensi Anggaran
Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Umum dan Terminal Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pandeglang, Edi Mulyadi, mengungkapkan bahwa meskipun belum ada surat resmi terkait pembatalan proyek ini, pihaknya memprediksi reaktivasi jalur rel tersebut tidak akan terlaksana tahun ini.
“Memang belum ada pemberitahuan resmi, tetapi melihat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah pusat dan daerah berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, kemungkinan besar proyek ini batal,” ujar Edi saat dikonfirmasi jurnalis Radar24news.com, Minggu (2/3/2025).
Baca juga: Rel Kereta Api Rangkasbitung-Labuan Bakal Dihidupkan, Berikut Ini Trayeknya
Dana Kerohiman Tetap Dibayarkan
Meskipun proyek pembangunan jalur kereta api tertunda, Edi memastikan bahwa pemerintah pusat tetap akan memberikan kompensasi berupa dana kerohiman kepada warga yang tinggal di atas lahan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
“Tahun ini hanya ada pembayaran dana kerohiman bagi warga yang menempati lahan PT KAI, sementara pembangunan jalur relnya belum ada anggaran,” tambahnya.
KAI Dukung Reaktivasi, Keputusan di Tangan Kemenhub
Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi 1, Ixfan Hendriwintoko, menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh pengoperasian kembali jalur Rangkasbitung-Pandeglang. Namun, keputusan akhir tetap berada di bawah kewenangan Ditjen Perkeretaapian Kemenhub.
“Kami sangat mendukung reaktivasi rel ini, tetapi terkait kapan proyek ini akan berjalan, itu ranahnya Kemenhub, bukan kami,” tegas Ixfan.
Sejarah Rel Rangkasbitung-Pandeglang
Sebagai informasi, jalur kereta api Rangkasbitung-Pandeglang sudah puluhan tahun tidak beroperasi. Seiring waktu, banyak lahan rel yang kini ditempati oleh permukiman warga. Pada tahun 2024, Kemenhub sempat merencanakan pengoperasian kembali jalur ini dengan anggaran sekitar Rp300 miliar. Namun, hingga kini proyek tersebut masih belum terealisasi.