TANGERANG, RADAR24NEWS.COM–Aksi premanisme kembali terjadi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Seorang guru taman kanak-kanak (TK) di Jalan Permata Pamulang, Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, menjadi korban aksi dua pria yang diduga anggota organisasi masyarakat (ormas) pada Jumat (14/2). Mereka nekat menodongkan senjata tajam hanya karena permintaan uang rokok Rp20 ribu tidak dipenuhi.
Kejadian ini menjadi viral di media sosial (medsos) Instagram. Dalam rekaman video yang beredar, salah satu pelaku awalnya mendatangi sekelompok anak TK yang sedang latihan marching band. Ia meminta uang yang disebut sebagai “jatah.” Namun, ketika permintaan tersebut ditolak, ia pergi dan kembali bersama rekannya yang mengenakan celana dengan atribut ormas.
Setibanya di lokasi, salah satu pelaku menendang drum band milik anak-anak dan mendekati guru TK bernama Braja Dirgantara (20). Tanpa basa-basi, pelaku menampar Braja dan mengeluarkan senjata tajam yang telah disembunyikan di balik pakaiannya.
“Awalnya kami sedang latihan marching band di sekolah. Kami sudah menata alat-alat, tiba-tiba dia datang dan bilang ke teman saya, ‘kalau ada acara seperti ini, harus kasih uang,’ katanya minta Rp20 ribu buat uang rokok,” ujar Braja kepada wartawan, Sabtu (15/2/2025).
Baca juga: Tangsel Jadi Magnet Investasi, Realisasi 2024 Sentuh Rp 8,48 Triliun
Braja menambahkan, pelaku sempat pergi ke minimarket tempat ia memarkir kendaraannya dan kembali bersama rekannya yang mengenakan atribut ormas Pemuda Pancasila.
“Dia balik lagi sendiri dan bilang, ‘Rp20 ribu aja nggak ada? Gimana sih bikin acara kayak gini?'” sambungnya.
Lantaran tidak diberikan uang, pelaku langsung menampar Braja dan menodongkan pisau ke arahnya.
“Saya sempat dipojokkan, tiba-tiba ditampar di dagu. Saya bilang, ‘Bang, sabar dulu,’ tapi dia malah langsung mengeluarkan pisau dan menodongkan ke saya. Setelah itu, dia berteriak-teriak, ‘Lu di sini sok jagoan bikin acara begini-begini!'” jelasnya.
Polisi Selidiki Aksi Premanisme
Kapolsek Cisauk, AKP Dhady Arsya, membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, termasuk guru dan wali murid.
“Kami menerima laporan dari masyarakat bahwa telah terjadi aksi premanisme terhadap anak-anak TK yang sedang bermain marching band,” ungkapnya.
Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
“Pelaku meminta uang koordinasi atau rokok, tetapi permintaan itu ditolak karena kepala sekolah tidak berada di tempat. Karena tidak diberikan, pelaku emosi dan melakukan aksi kekerasan. Saat ini, anggota kami bersama tim Polres masih menyelidiki kasus ini,” tutupnya.
Penulis: Yulia
Editor: Imron Rosadi