SERANG, RADAR24NEWS.COM–Pemangkasan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat berdampak besar bagi sektor pertanian di Kabupaten Serang. Sebanyak Rp4,5 miliar dana untuk bidang irigasi serta Rp18 miliar dari Dana Alokasi Umum (DAU) untuk pembangunan infrastruktur dipotong, sehingga sejumlah proyek perbaikan irigasi harus tertunda.
Kondisi Irigasi yang Memprihatinkan
Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Serang, Nurlaela, mengungkapkan bahwa pemotongan dana DAK ini sangat berpengaruh terhadap program perbaikan irigasi di beberapa titik.
“Kami awalnya mengusulkan rehabilitasi saluran irigasi di tiga lokasi, yakni di Cisait, Kecamatan Kragilan untuk mengairi 56,22 hektare sawah, di Nagara Padang, Kecamatan Petir untuk 102,8 hektare, serta di Demang, Kecamatan Anyar yang mengairi 82,80 hektare sawah. Namun, dengan pemangkasan ini, rencana tersebut belum bisa direalisasikan,” jelasnya, Minggu (9/2/2025).
Baca juga: Harga Pupuk Subsidi di Kopo Serang Melanggar HET, Petani Mengeluh
Menurutnya, kondisi saluran irigasi di ketiga titik tersebut sudah mengalami kerusakan cukup parah dan sangat membutuhkan perbaikan agar bisa mengalirkan air secara optimal ke lahan pertanian.
“Kami sangat berharap anggaran ini bisa tetap diberikan, karena jaringan irigasi yang baik akan memastikan pasokan air ke sawah tetap terjaga, sehingga produksi pertanian tidak terganggu,” tambahnya.
Alternatif Pendanaan dari APBD
Nurlaela juga menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Serang untuk menutupi kekurangan ini karena keterbatasan dana.
“Sejauh ini, kami masih bergantung pada alokasi anggaran dari pusat melalui DAK. Jika harus menggunakan APBD, maka harus ada kajian dan persetujuan lebih lanjut dari Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD),” katanya.
Menunggu Kebijakan Pemerintah Pusat
Belum diketahui sampai kapan program perbaikan irigasi ini bisa terealisasi, mengingat keputusan tetap berada di tangan pemerintah pusat. Sementara itu, para petani berharap ada solusi agar pasokan air ke sawah mereka tidak terganggu.
“Jika jaringan irigasi ini tidak segera diperbaiki, para petani akan kesulitan mengairi sawah mereka, terutama saat musim kemarau,” tutupnya. (gus/imron)