LEBAK, RADAR24NEWS.COM-Banyak petani padi di Kabupaten Lebak dan Pandeglang masih terjerat praktik tengkulak, sehingga kesulitan menjual hasil panennya langsung ke Badan Urusan Logistik (Bulog). Para petani terpaksa menjual gabah mereka ke tengkulak karena adanya kesepakatan sejak awal musim tanam.
Kondisi ini menjadi tantangan bagi Bulog, yang bertugas menyerap gabah dan beras petani lokal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk menjaga stok di gudang.
“Memang di lapangan, masih banyak petani di Pandeglang dan Lebak yang menjual hasil panennya ke tengkulak,” ujar Kepala Cabang Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang, Agung Trisakti via telepon pada Kamis, (6/2/2025).
Baca juga: 131 Warga Lebak Terinfeksi HIV/AIDS, Seks Bebas Jadi Faktor Utama
Petani Terikat Perjanjian dengan Tengkulak
Menurut Agung, keterikatan petani dengan tengkulak disebabkan oleh sistem permodalan awal. Banyak petani di Lebak dan Pandeglang yang mendapatkan modal tanam berupa benih, pupuk, dan biaya operasional dari tengkulak. Sebagai gantinya, mereka diwajibkan menjual hasil panen gabahnya kepada tengkulak dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.
“Berdasarkan informasi dari petani, mereka sudah dibiayai mulai dari benih, pupuk, hingga perawatan tanaman. Akibatnya, mereka terikat perjanjian untuk menjual hasil panen ke tengkulak,” jelasnya.
Strategi Bulog untuk Menyerap Gabah Petani
Bulog menyadari bahwa praktik ini sulit dihentikan, namun pihaknya tetap berupaya meningkatkan penyerapan gabah dari petani lokal. Salah satu langkah yang dilakukan adalah melakukan pendataan dan inventarisasi di lapangan untuk mengetahui petani yang masih memiliki peluang menjual gabah ke Bulog dengan harga HPP.
Selain itu, Bulog juga berencana berdialog dengan tengkulak agar mereka bersedia menjual gabah hasil panenan petani ke Bulog sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah.
“Kami akan berupaya berkomunikasi dengan tengkulak agar mereka juga mau menjual gabahnya ke Bulog sesuai HPP, sehingga target pengadaan gabah dan beras bisa tercapai dengan optimal,” pungkas Agung.
Penulis: Asep
Editor: Imron Rosadi