TANGERANG, RADAR24NEWS.COM–Area sawah seluas 10 hektare di Desa Buaran Bambu, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, mengalami puso atau gagal panen akibat terendam banjir.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika, mengatakan pihaknya telah melakukan pendataan terhadap area sawah terdampak banjir. Dari total 40 hektare sawah yang terdampak, 10 hektare dipastikan gagal panen.
“Kami sudah meninjau lokasi. Dari 40 hektare sawah, hanya 10 hektare yang dipastikan gagal panen, sementara 30 hektare lainnya masih bisa diselamatkan,” kata Asep kepada wartawan, Sabtu (1/2/2025).
Baca juga: Terjerat Kasus Korupsi, PNS Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang Dibui
Meski demikian, Asep tidak menutup kemungkinan bahwa luas sawah yang gagal panen bisa bertambah. Hal ini bergantung pada kondisi cuaca dan potensi banjir susulan akibat tingginya intensitas hujan.
“Kemungkinan luas sawah yang gagal panen bisa bertambah. Kami akan terus memperbarui datanya,” jelasnya.
Saat banjir merendam area sawah tersebut, ketinggian air mencapai 50 hingga 60 sentimeter. Banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi serta saluran air yang tidak mengalir dengan maksimal.
“Kondisi air yang merendam area sawah saat ini sudah mulai surut. Semoga saja tidak kembali terendam banjir,” harapnya.
Untuk membantu para petani yang terdampak, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang akan segera menyalurkan bantuan benih padi. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban petani di Kecamatan Pakuhaji.
“Kami segera mengirimkan benih padi untuk membantu para petani. Selain itu, kami juga akan terus memantau kondisi terbaru di area sawah tersebut,” tutupnya.
Harapan Petani di Pakuhaji Tangerang
Sementara itu, seorang petani setempat, Rahmat (50), mengungkapkan kesulitannya akibat gagal panen ini. Ia menyebut bahwa sawahnya yang terendam banjir hampir tidak bisa diselamatkan, sehingga ia mengalami kerugian besar.
“Sawah saya terendam air selama beberapa hari, dan padi yang sudah hampir panen akhirnya busuk. Kami rugi banyak karena modal sudah keluar, tapi hasilnya nihil,” keluh Rahmat.
Rahmat juga berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk membantu petani dalam menghadapi bencana seperti ini.
“Kami butuh lebih dari sekadar benih. Mungkin juga bantuan pupuk dan perbaikan saluran irigasi supaya kejadian seperti ini tidak terulang,” tambahnya. (wulan/imron)