KABUPATEN PANDEGLANG, RADAR24NEWS.COM– Warga Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, dibuat heboh oleh kematian ratusan ayam secara mendadak dalam sepekan terakhir. Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Pandeglang kini tengah berupaya menangani kasus ini sambil menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebabnya.
Dokter hewan dari Puskeswan Pembantu Cibaliung, Binarta, mengungkapkan bahwa fenomena ini terjadi di tiga desa: Tarumanegara, Ciseureuheun, dan Karangbolong.
“Di Kampung Cipeuteuy, Desa Ciseureuheun saja, ada lebih dari 100 ayam mati dari populasi sekitar 1.000 ekor. Jika digabungkan dengan dua desa lainnya, jumlahnya bisa mencapai lebih dari 300 ekor,” kata Binarta pada Senin (20/1/2025).
Baca juga: Dua Bangunan Rusak Akibat Longsor di Angsana Pandeglang
Masih Tunggu Hasil Uji Laboratorium
Binarta menjelaskan, pihaknya belum dapat memastikan penyakit yang menjadi penyebab kematian ayam-ayam tersebut. Gejala yang ditemukan pada bangkai ayam menunjukkan pembengkakan dan perubahan warna pada kepala serta dada yang cenderung keunguan.
“Kematian ini biasanya terkait pendarahan internal. Berdasarkan gejala, ada dua kemungkinan: Avian Influenza (AI) atau flu burung, dan Newcastle Disease (ND) atau tetelo. Kami masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan diagnosisnya,” jelas Binarta.
Langkah Pencegahan Diterapkan
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, tim Puskeswan telah memberikan penyuluhan kepada warga setempat. Salah satu langkah yang disarankan adalah mengarantina ayam yang menunjukkan gejala sakit.
“Kami mengimbau warga untuk segera mengisolasi ayam yang sakit dan tidak membuang bangkai sembarangan, terutama ke sungai, karena dapat menyebarkan virus melalui air. Bangkai sebaiknya dibakar agar virus tidak menyebar,” tambahnya.
Warga juga diminta untuk meminimalkan kontak langsung dengan ayam yang terinfeksi dan selalu mencuci tangan setelah menyentuh unggas.
Kekhawatiran Warga
Sastru, salah satu warga, mengaku khawatir dengan fenomena ini. Ia telah mencoba memberikan obat tradisional kepada ayam-ayamnya yang masih hidup, namun tetap merasa cemas karena belum ada solusi pasti.
“Enggak tahu apa penyebabnya. Ayam-ayam mati begitu saja tanpa gejala. Kita kasih jamu dan obat tradisional, tapi hasilnya belum kelihatan. Semoga masalah ini cepat teratasi,” ujar Sastru penuh harap. (agus/imron)