KABUPATEN LEBAK, RADAR24NEWS.COM-Angka kematian ibu saat melahirkan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meningkat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Lebak, angka kematian ibu sepanjang tahun 2024 sebanyak 30 kasus. Sementara tahun 2023 sebanyak 29 kasus.
“Sepanjang tahun 2024 angka kematian ibu naik 1 kasus, dibanding tahun 2023. Tahun 2024 terdapat 30 kasus, sementara tahun 2023 sebanyak 29 kasus,” ungkap Kepala Seksi Kesehatan Dinkes Kabupaten Lebak, Lela Nurlelasari kepada wartawan, Jumat (17/1/2025).
Sementara angka kematian bayi di Kabupaten Lebak sepanjang 2024 sebanyak 276 kasus. Temuan data tesebut terjadi penurunan dibanding tahun 2023. Namun demikian, Lela tidak menyebutkan jumlah angka kematian bayi sepanjang tahun 2023 lalu.
“Kalau angka kematian banyi menurun dibanding tahun 2023, sepanjang 2024 sebanyak 276 kasus,” ungkapnya.
Baca juga: Korupsi 1,6 Miliar, Pejabat Kemenag Pandeglang Dijebloskan ke Penjara
Untuk menekan angka kematian ibu dan bayi tersebut, Dinkes Kabupaten Lebak terus berupaya keras diantaranya dengan menjalin kerjasama dengan peraji desa. Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pelayanan kesehatan di tingkat desa.
“Upaya keras untuk menekan angka kematian ibu dan anak terus kita lakukan, diantaranya dengan terus menjalin komunikasi dan kerjasama dengan peraji desa. Ini diantaranya bentuk dari mendekatkan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Selain menjalin kerjasama dengan peraji desa, pihaknya juga terus memaksimalkan tim medis hingga ke pelosok desa meski pun tenaga merdis di Kabupaten Lebak sangat terbatas. Hal tersebut dilakukan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan khususnya kepada ibu yang sedang hamil dan melahirkan.
“Keterbatasan tenaga medis tidak menjadi alasan untuk tidak memaksimalkan pelayanan,” tutupnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Lebak Budhi Mulyanto menambahkan, pihaknya terus bekerja keras untuk menekan angka kematian ibu dan anak. Diantaranya dengan cara meningkatkan status Puskesmas biasa menjadi Puskesmas rawat inap. Selain itu, tenaga medis juga sudah diperintahkan untuk proaktif melakukan pendataan awal ibu sedang hamil.
“Para bidan desa juga kita perintahkan untuk tetap tinggal di desa, karena bidan bisa mendata awal kehamilan dan juga saat ibu akan melahirkan,” katanya. (imron)